Mitos Seram Jalan Daendels Anyer-Panarukan, Jalan Terpanjang di Jawa yang Memakan Banyak Korban
Mitos seram dibalik pembuatan jalan Daendels Anyer-Panarukan maish berkembang hingga saat ini. Pembuatan jalan ini dilakukan dengan cara membobol buk
Untuk melaksanakan rencananya, Daendels menggunakan kekuasaan yang dimiliki dengan mengerahkan tenaga rakyat secara besar-besaran.
• Tim Tabur Tangkap Terpidana Kasus Pencucian Uang Ervan Fajar Mandala, Buron Sejak 2013
• Satu Tahun Berperang Lawan Covid, Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Termasuk Tertinggi di Dunia
Ia dengan cerdik memanfaatkan pengaruh penguasa-penguasa pribumi (raja-raja setempat) untuk membangun jalan itu, berikut benteng pertahanannya.
Lantas sispakah sosok Herman Willem Daendels?
Daendels atau nama lengkapnya Herman Willem Daendels muncul di trending Twitter, Senin (12/10/2020).
Ternyata isunya soal pemberian kerja dari pemerintah. Disebutkan bahwa pemerintah membuat Omnibus Law itu salah satu tujuannya untuk membuka lapangan kerja. Hal itu disamakan oleh netizen, bahwa Daendels pun saat menjajah Hindia Belanda, memberikan pekerjaan pula kepada rakyat.
Lalu bagaimana sosok Daendels ini?
Sebagaimana dilansir dari https://bataviadigital.perpusnas.go.id/Daendels, Daendels yang lahir di Hattem, 21 Oktober 1762 adalah seorang politikus Belanda yang merupakan Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Prancis.
Pada tahun 1780 dan 1787 ia ikut para kumpulan pemberontak di Belanda dan kemudian melarikan diri ke Prrancis. Di sana ia menyaksikan dari dekat Revolusi Perancis dan lalu menggabungkan diri dengan pasukan Batavia yang republikan.
Akhirnya ia mencapai pangkat Jenderal dan pada tahun 1795 ia masuk Belanda dan masuk tentara Republik Batavia dengan pangkat Letnan-Jenderal.
Sebagai kepala kaum Unitaris, ia ikut mengurusi disusunnya Undang-Undang Dasar Belanda yang pertama.
Bahkan ia mengintervensi secara militer selama dua kali. Tetapi invasi orang Inggris dan Rusia di provinsi Noord-Holland berakibat buruk baginya. Ia dianggap kurang tanggap dan diserang oleh berbagai pihak.
Akhirnya ia kecewa dan mengundurkan diri dari tentara pada tahun 1800. Ia memutuskan pindah ke Heerde, Gelderland.
Karier
Pada tahun 1806 ia dipanggil oleh Raja Belanda, Raja Louis (Koning Lodewijk) untuk berbakti kembali di tentara Belanda. Ia ditugasi untuk mempertahankan provinsi Friesland dan Groningen dari serangan Prusia.
Lalu setelah sukses, pada tanggal 28 Januari 1807 atas saran Kaisar Napoleon Bonaparte, ia dikirim ke Hindia-Belanda sebagai Gubernur-Jenderal.