Putra Mahkota Bantai Keluarga Kerajaan, Sejarah Runtuhnya Kerajaan Nepal di Abad ke-21

Putra Mahkota Bantai Keluarga Kerajaan, Sejarah Runtuhnya Kerajaan Nepal di Abad ke-21

Editor: Heri Prihartono
myrepublica.nagariknetwork.com
Anggota kerajaan Nepal yang tewas dalam pembantaian oleh putra mahkota. 

Ia memiliki sifat sadis. Ia suka membakar kucing atau tikus. Ia akan menyukainya.

”Dipendra juga menyukai senjata. Shah mengatakan Putra Mahkota memiliki banyak pilihan di kamar tidurnya. "Dia punya MP5, senapan mesin ringan. Dia punya komando M16, senapan mesin ringan lagi. Dan kemudian, dia punya senapan berburu, pistol, sebut saja," kata Shah, seperti dilansir pri.org.

Namun, hal itu juga pada dasarnya selaras dengan tradisi keluarga kerajaan untuk membawa senjata, termasuk raja.

Putra Mahkota juga dikenal suka ke pub dan sering berpesta, serta bernyanyi dan menari dengan teman-temannya

Dia ingin menikahi Devyani Rana, seorang gadis yang ditemuinya di Inggris, namun tidak disetujui oleh keluarga kerajaan dengan alasan memiliki kasta yang sedikit lebih rendah.

Jika sampai nekat menikahi wanita pujaannya tersebut, maka takhta yang begitu dia idam-idamkan harus rela diserahkan kepada orang lain.

Kembali ke masalah sistem pemerintahan yang bergeser dari monarki absolut ke demokrasi, pertentangan yang hebat terjadi di dalam lingkaran dekat istana.

Sangat banyak pihak keluarga kerajaan yang menentang keputusan sang raja, termasuk putra mahkota.

"Dia percaya pada peran konstitusional untuk monarki, bukan kediktatoran. Tapi saudaranya, yang kemudian menjadi raja, dan putranya sendiri, Putra Mahkota, sama sekali tidak setuju. Mereka merasa negara akan menjadi milik anjing," papar Kunda Dixit, penerbit surat kabar Nepali Times.

Apalagi, pertentangan atara partai-partai berkuasa pun berlangsung sangat sengit hingga memicu perang saudara pada 1996.

Hingga akhirnya peristiwa tragis pun terjadi pada 1 Juni 2001.

Dipendra, sang putra mahkota, turun dari kamarnya dalam kondisi mabuk dengan mengenakan seragam tentara dan menenteng beberapa senjata.

Dia menembak ayahnya lebih dulu, lalu beralih ke orang lain. Salah satunya adalah sepupu ayahnya, Ketaki Chester. Dia kemudian memberi tahu tim dokumenter British Channel Four apa yang dia lihat sebelum dia melakukan penembakan.

"Raut wajahnya sangat menakutkan," katanya. "Aku masih mengingatnya, dan tetap saja, membuatku merinding ketika aku mengingat wajahnya. Dia tampak persis seperti Terminator 2 - benar-benar tanpa ekspresi, tapi sangat terkonsentrasi. Dan itu masih menghantuiku."

Akibat pembantaian tersebut, adik Dipendra, Gyanendra kemudian 'terpaksa' untuk naik takhta kerajaan Nepal.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved