MENOHOK! Sampai AHY Tak Berkutik, Eko: Pensiunan Mayor Mau Pimpin Dunia? Penjual Ayam Aja Kolonel!
Nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lagi ramai diperbincangkan setelah publik dibuat kaget dengan isu makar dalam Partai Demokrat.
AHY Disamakan Penjual Ayam, Eko: Pensiunan Mayor Mau Pimpin Dunia? Penjual Ayam Aja Kolonel
TRIBUNJAMBI.COM - Nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lagi ramai diperbincangkan setelah publik dibuat kaget dengan isu makar dalam Partai Demokrat.
Kepala Staf Presiden, Moeldoko dituding sebagai salah satu tokoh yang ingin menggulingkan AHY dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.
Kegaduhan Partai Demokrat ini pun menui banyak komentar para tokoh, penggiat sosial hingga aktivis.
Aktivis Papua Natalius Pigai juga diketahui ikut mengomentari putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ia menganggap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan jadi pimpinan Indonesia berkelas dunia.
• Mundur dari Demokrat Gegara AHY, Ferdinand Kini Bongkar Soal Kudeta Moeldoko, Begini Sebenarnya
• Mata Najwa Tadi Malam, Pedas Sindiran Maruf Amin Soal Siswi Dipaksa Berhijab, 3 Menteri Kelabakan
Pernyataan Natalius itu kemudian jadi sorotan Pegiat media sosial Eko Kuntadhi yang akhirnya ikut mengomentari pernyataan Natalius Pigai terkait AHY akan jadi pimpinan Indonesia berkelas dunia.
Namun, Eko Kuntadi malah menyindir AHY seperti dilansir Tribun-timur.com dari Twitter @eko_kuntadhi.
"Masa pensiunan mayor mau memimpin dunia?
Wong, jualan ayam goreng aja minimal pensiunan kolonel.
Lha, itu. Kolonel Sanders!," tulis Eko Kuntadhi, Rabu (3/2/2021) pukul 12.02 siang.
Kolonel Sanders yang dimaksud Eko Kuntadhi yakni Harland David "Colonel" Sanders .
Harland Sanders merupakan seorang pebisnis berkebangsaan Amerika Serikat yang ikut mendirikan Kentucky Fried Chicken.
Harland Sanders mulai aktif dalam mewaralabakan bisnis ayamnya pada usia 65 tahun.
Saat ini, usahanya telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dalam sistem masakan siap saji di dunia.

Sanders bukanlah colonel di angkatan militer, melainkan Colonel dalam bucket ayam goreng.
Cuitan Eko Kuntadhi disertai link artikel berjudul Natalius Pigai: AHY Akan Menjadi Pemimpin Indonesia Berkelas Dunia.
Dilansir dari Twitter @NataliusPigai2, Natalius Pigai menilai AHY akan menjadi politikus muda yang akan jadi pemimpin Indonesia berkelas dunia.
"Kita tdk bicara ttg Capres 2024. AHY politikus muda yg akan jadi Pemimpin Indonesia berkelas Dunia. Sy minta Rakyat dr Sabang-Merauke Jaga aset terbaik ini. Tdk boleh dimatikan karier masa depan politiknya. Kalau salah ambil keputusan politik mk kritik saja untuk membesarkannya," tulis Natalius Pigai, Selasa (2/2/2021) pukul 1.16 siang. (TRIBUN-TIMUR.COM/ Sakinah Sudin)

Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Moeldoko, menjawab tudingan adanya orang Istana yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.
Terkait dengan dugaan terlibat rencana kudeta Partai Demokrat, Moeldoko diminta mundur dari jabatanya sebagai Kepala Staf Presiden. (Instagram)
Moeldoko menjelaskan permasalan ini tidak melibatkan Istana maupun Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya tudingan yang diungkapkan AHY ke Istana salah sasaran karena Presiden Jokowi tidak mengetahui permasalahan ini.
"Jangan dikit-dikit istana dalam hal ini saya mengingatkan dan jangan ganggu pak Jokowi dalam hal ini karena beliau dalam hal ini tidak tahu apa-apa," ujar Moeldoko, Senin (1/2/2021) malam, dilansir YouTube Kompas TV.
Ia mengungkapkan masalah ini merupakan masalah pribadinya bukan Istana.
"Jadi itu urusan saya Moeldoko bukan KSP," tegasnya.
Mantan Panglima TNI ini menjelaskan dugaan kronologi dirinya bisa dituding ingin mengkudeta partai Demokrat.
"Jadi ceritanya begini, beberapa kali memang banyak tamu yang berdatangan dan saya orang yang terbuka. Saya mantan panglima TNI tapi saya tidak memiliki batas dengan siapapun."
"Secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong kita terima. Konteksnya apa saya tidak mengerti. Pada curhat tentang situasi yang terjadi, saya dengarin," ungkap pria kelahiran Kediri ini.
Moeldoko merasa prihatin setelah mendengar penjelasan terkait kondisi partai Demokrat terkini.
"Saya prihatin dengan situasi itu karena saya bagian yang mencintai Demokrat," ujarnya.
Respon Marzuki Alie
Lama tak terdengar di panggung politik politisi Partai Demokrat dan mantan Ketua DPR RI, Marzuki Alie akhirnya muncul setelah namanya dikait-kaitkan dengan usaha menggoyang Partai Demokrat dibawa kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Nama Marzuki Alie dan Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko disebut ikut merancang agenda 'menjatuhkan' AHY dari tampuk pimpinan partai berlambang Mercy ini.
Tak lain setelah kedua nama tokoh ini disebut sebagai sosok yang terlibat dalam kudeta Partai Demokrat.
Hal ini berdasarkan pernyataan politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
"Marzuki Alie, Jhoni Allen, Nazaruddin, dan Darmizal," kata Rachland, Selasa (2/2/2021).
Sementara nama Moeldoko diungkapkan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra serta Andi Arief.
Tak butuh waktu lama bagi kedua tokoh ini untuk segera menanggapi pernyataan tersebut.
Termasuk Moeldoko yang langsung menggelar konferensi pers untuk menjawab isu rencana kudeta Partai Demokrat yang disebutkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Berikut respons Marzuki Alie dan Moeldoko saat namanya disebut terlibat dalam kudeta Partai Demokrat sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:
1. Moeldoko
Moeldoko mengaku sebenarnya hanya ingin diam terlebih dahulu setelah mendengar pernyataan AHY soal isua danya gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, Senin (1/2/2021).

Sebab, kata Moeldoko, ia tak perlu reaktif.
"Teman-teman sekalian, sebenarnya saya masih diam-diam saja sih, menunggu besok atau kapanlah, karena saya nggak perlu reaktif dalam hal ini," ujar Moeldoko dalam konferensi pers yang diunggah KompasTV.
Lebih lanjut, jenderal purnawirawan TNI itu meminta agar tidak semua hal dikaitkan dengan Istana.
Bahkan, Moeldoko meminta agar Jokowi tidak diganggu karena Presiden tidak mengetahui sama sekali masalah tersebut.
Masalah itu, lanjut dia, adalah urusan Moeldoko.
"Poinnya yang pertama: jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini, saya mengingatkan, sekali lagi, jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini."
"Karena beliau, dalam hal ini, tidak tahu sama sekali, nggak tahu apa-apa, dalam hal ini, dalam isu ini. Jadi, itu urusan saya. Urusan Moeldoko ini," tegas mantan Panglima TNI itu.
Lebih lanjut, Moeldoko menceritakan pertemuannya dengan beberapa orang di rumahnya.
"Jadi ceritanya begini teman-teman sekalian, beberapa kali memang banyak tamu yang berdatangan dan saya orangnya terbuka."
"Saya mantan Panglima TNI dan tidak memberi batas dengan siapapun. Apalagi di rumah ini, mau datang terbuka 24 jam, siapa pun," kata dia.
Orang-orang tersebut, lanjut Moeldoko datang secara bergelombang. Ia mengaku tidak tahu apa konteks kedatangan orang-orang ini.
"Secara bergelombang mereka dateng, berbondong-bondong ya kita terima. Konteksnya apa, saya juga nggak ngerti," ujar dia.
Selanjutnya, Moeldoko berbicara dengan mereka dengan mengawali soal pertanian yang menjadi kegemarannya.
Para tamu itu pun lantas menceritakan tentang situasi yang mereka tengah hadapi. Moeldoko pun hanya bisa mendengarkan.
"Dari ngobrol obrolan itu, biasanya saya awali dengan pertanian karena saya memang suka pertanian."
"Berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gua dengerin aja. Berikutnya ya udah dengerin aja," kata dia.
Mendengar cerita tersebut, Moeldoko mengaku prihatin dengan situasi yang dialami.
"Saya sih sebenarnya prihatin melihat situasi itu karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," ujarnya.
Sikap Moeldoko tersebut lantas memicu sejumlah isu yang saat ini berkembang.
Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur itu menduga, munculnya isu ini berasal dari foto-foto.
"Terus muncullah isu-isu dan seterusnya. Mungkin dasarnya foto-foto. Orang dari Indonesia Timur, dari mana-mana, kan pengen foto sama gua, sama saya. Ya, saya terima saja. Apa susahnya?!"
"Itulah yang menunjukkan seorang jenderal yang tidak punya batas dengan siapa pun," ucap dia.
Moeldoko lantas tak keberatan, bila foto itu menjadi persoalan yang digunjingkan.
"Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya, silakan saja. Saya tidak keberatan," katanya.
Selanjutnya, Moeldoko memberikan saran agar menjadi seorang pemimpin yang kuat dan tidak baperan.
Ia juga menyinggung soal adanya kudeta yang seharusnya beradal dari dalam, bukan dari luar.
"Berikutnya teman-teman sekalian, saran saya, menjadi seorang pemimpin seharusnya pemimpin yang kuat, jangan mudah baperan, jangan terombang-ambing, dan seterusnya."
"Ya kalau anak buahnya nggak boleh pergi ke mana-mana ya, diborgol aja kali ya."
"Berikutnya kalau ada istilah kudeta ya kudeta dari dalam, masak kudeta dari luar," kata Moeldoko mengakhiri konferensi persnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul EK Sindir AHY: Masa Pensiunan Mayor Mau Pimpin Dunia, Jualan Ayam Aja Minimal Pensiunan Kolonel.