MENOHOK! Sampai AHY Tak Berkutik, Eko: Pensiunan Mayor Mau Pimpin Dunia? Penjual Ayam Aja Kolonel!
Nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lagi ramai diperbincangkan setelah publik dibuat kaget dengan isu makar dalam Partai Demokrat.
Sanders bukanlah colonel di angkatan militer, melainkan Colonel dalam bucket ayam goreng.
Cuitan Eko Kuntadhi disertai link artikel berjudul Natalius Pigai: AHY Akan Menjadi Pemimpin Indonesia Berkelas Dunia.
Dilansir dari Twitter @NataliusPigai2, Natalius Pigai menilai AHY akan menjadi politikus muda yang akan jadi pemimpin Indonesia berkelas dunia.
"Kita tdk bicara ttg Capres 2024. AHY politikus muda yg akan jadi Pemimpin Indonesia berkelas Dunia. Sy minta Rakyat dr Sabang-Merauke Jaga aset terbaik ini. Tdk boleh dimatikan karier masa depan politiknya. Kalau salah ambil keputusan politik mk kritik saja untuk membesarkannya," tulis Natalius Pigai, Selasa (2/2/2021) pukul 1.16 siang. (TRIBUN-TIMUR.COM/ Sakinah Sudin)

Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Moeldoko, menjawab tudingan adanya orang Istana yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.
Terkait dengan dugaan terlibat rencana kudeta Partai Demokrat, Moeldoko diminta mundur dari jabatanya sebagai Kepala Staf Presiden. (Instagram)
Moeldoko menjelaskan permasalan ini tidak melibatkan Istana maupun Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya tudingan yang diungkapkan AHY ke Istana salah sasaran karena Presiden Jokowi tidak mengetahui permasalahan ini.
"Jangan dikit-dikit istana dalam hal ini saya mengingatkan dan jangan ganggu pak Jokowi dalam hal ini karena beliau dalam hal ini tidak tahu apa-apa," ujar Moeldoko, Senin (1/2/2021) malam, dilansir YouTube Kompas TV.
Ia mengungkapkan masalah ini merupakan masalah pribadinya bukan Istana.
"Jadi itu urusan saya Moeldoko bukan KSP," tegasnya.
Mantan Panglima TNI ini menjelaskan dugaan kronologi dirinya bisa dituding ingin mengkudeta partai Demokrat.
"Jadi ceritanya begini, beberapa kali memang banyak tamu yang berdatangan dan saya orang yang terbuka. Saya mantan panglima TNI tapi saya tidak memiliki batas dengan siapapun."
"Secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong kita terima. Konteksnya apa saya tidak mengerti. Pada curhat tentang situasi yang terjadi, saya dengarin," ungkap pria kelahiran Kediri ini.
Moeldoko merasa prihatin setelah mendengar penjelasan terkait kondisi partai Demokrat terkini.
"Saya prihatin dengan situasi itu karena saya bagian yang mencintai Demokrat," ujarnya.