Kisah Kopassus Tersesat 18 Hari di Hutan Papua, Komandan Nekat Terjun ke Pusaran Air Tolong Kopral

Kisah Kopassus di hutan Papua ini salah satu yang populer dibicarakan. Sang komandan nekat melompat ke pusaran air yang menyeret prajuritnya.

Editor: Duanto AS
AMMOchambers
Anggota Kopassus. 

Kisah Kopassus di hutan Papua ini salah satu yang populer dibicarakan. Sang komandan nekat melompat ke pusaran air yang menyeret prajuritnya.

TRIBUNJAMBI.COM - Kekuatan Kopassus sudah diakui dunia luar, termasuk di antara pasukan elite negara lain.

Sepak terjang Komando Pasukan Khusus sudah tidak diragukan lagi.

Kisah Kopassus di hutan Papua ini salah satu yang populer dibicarakan.

Kenyang asam garam di berbagai operasi militer, kemampuan Kopassus juga telah diakui oleh dunia.

Berbagai misi pertempuran mulai dari Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, pemberantasan PRRI/Permesta hingga pembebasan sandera pesawat Garuda Woyla di Thailand.

Tak sembarangan tentara yang bisa bergabung dengan Korps Baret Merah.

Kopassus Dikirim ke Hutan Papua untuk Pertempuran, Tidur di Antara Mayat Selama Lima Hari 

Prajurit harus sosok pilihan dengan kemampuan di atas rata-rata.

Para prajurit Kopassus sering kali mendapat penugasan sulit di berbagai daerah.

Para prajurit harus dinyatakan lulus melewati werving atau rangkaian tes kesehatan, fisik, akademi dan psikologi.

Dalam penugasan para prajurit mesti menghadapi ganasnya kondisi alam, bahkan anggota juga mengalami kejadian di luar nalar.

Seperti dikisahkan oleh satu diantara anggota Kopassus yang bertugas di Papua.

Dilansir dari buku Kopassus untuk Indonesia, karangan Iwan Santosa dan E.A Natanegara satu diantara prajurit Kopassus mengalami pengalaman mistis yang tak lazim.

Saat itu sang prajurit ditempatkan sebagai komandan pos di Timika.

Satu diantara pos yang waktu itu sangat rawan karena keberadaan pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Kelly Kwalik dan Thadeus Yogi.

Pasukan tersebut lalu diperintahkan untuk menggerebek markas OPM yang berjarak enam hari jalan kaki dari pos Timika.

Makin Beringas, KKB Papua Berani Tantang TNI dan Polri Perang Terbuka, Begini Tanggapan Polisi

Tim berangkat ke lokasi pada bulan Oktober yang juga bertepatan dengan musim penghujan.

Saat hari kelima, mereka bertemu sungai dengan arus yang sangat deras.

Mereka pun memutuskan untuk menyeberang dengan menggunakan tali.

Saat menyeberang tersebut ada prajurit yang berpangkat kopral masuk ke pusaran air dan hanyut.

Melihat hal ini sang komandan lalu menyelam untuk menolongnya.

Namun sampai suatu titik, sungai itu hilang dan menjadi air terjun.

Sang komandan pun menepi di tengah hutan Papua yang berada di ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut.

Lima orang sudah menyeberang, tiga belum menyeberang dan sang komandan hanyut bersama dengan si Kopral.

Karena terus berusaha mencari prajuritnya yang hilang sang komandan tersesat di dalam hutan belantara papua yang masih rapat.

Dia pun berusaha mencari arah untuk kembali ke Timika dengan harapan melaporkan anak buahnya yang hilang kepada atasan untuk selanjutnya mencari kembali.

Tiba hari keenam lokasi yang dicari tak juga ketemu. Prajurit ini sudah berada di ambang sadar.

Semua perlengkapan termasuk sepatunya hanyut dibawa arus sungai yang deras.

Dan di hari keenam itulah prajurit Kopassus ini mengalami pengalaman yang tak bisa dijelaskan dengan akal sehat.

Ia mengaku melihat alam lain, antara sadar dan tidak prajurit tersebut merasa masih terus berjalan.

Misi Kopassus - Prabowo dan 3 Jenderal saat Muda Jalani Misi Berisiko Tinggi

Di hari kesebelas Ia berhasil menyeberangi sungai yang lebarnya 200 meter sebelum akhirnya tiba di Timika.

Selama 18 hari tersesat di dalam hutan akhirnya prajurit tersebut ditemukan oleh warga dalam kondisi selamat.

Saat itu kondisi tubuhnya hanya tinggal tulang berbalut kulit, mata yang terus berputar liar dan telapak kaki yang bengkak akibat tertancap potongan kayu.

Yang membuat merinding ternyata dalam mata prajurit tersebut selama tersesat di hutan Ia merasa dirinya diikuti oleh tiga sosok tak terlihat.

Menurut penuturannya saat matahari sudah terbenam, satu memijati kaki, satu memijati pundak dan satu lagi berbagi rokok dengan prajurit tersebut.

Meski dalam kondisi yang memprihatinkan dokter yang memeriksa menyatakan prajurit tersebut bebas dari penyakit malaria dan cacing tambang. (*)

Pertarungan Guru Silat Kopassus Lawan Master Karate Jepang, Tiga Jurus Langsung Menang 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved