Ada Tukang Cilok Jualan Rp 2000 Tapi Tak Dimasukan Plastik, Eh Ternyata Intel Polisi Menyamar
"Saya pernah beli ciloknya Rp 2 ribu, eh malah nggak dimasukkan ke plastik. Dia bilang biar ngirit. Ngaco banget dagangnya. Eh, dia malah pernah..."
Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP M Rifai, sebagai perwira menengah lulusan Akpol 2000 ini apalagi, ia sudah melewati banyak hal untuk mengungkap kejahatan.
"Kadang kami menyamar jadi tukang bakso dan pedagang lainnya. Yang bikin bahagia saat mampu ungkap pelaku, baik curat, curas, maupun curanmor," kata AKBP M Rifai belum lama ini.
Ia mengakui, tanpa ada anggota-anggota seperti Tri, Rudi, dan yang lainnya, pelaku kejahatan tidak akan terungkap.
"Anggota punya peranan penting dalam mengungkap kasus. Seringkali mereka tidak pulang berhari-hari untuk cari pelaku, saya apresiasi, mereka sangat berdedikasi," kata AKBP M Rifai.
Tukang cilok tak terdeteksi
Kisah intelijen yang ini juga menarik. Tim Intelijen Densus 88 berusaha menangkap calon pengantin atau pelaku bom bunuh diri bernama Ali Uighur alias Abu Nash'ab alias Fariz Kusuma (27).
Penyamaran tim Densus 88 sempat menimbulkan kecurigaan sejumlah warga. Dia menyamar jadi pedagang cilok.
Selain cara berdagangnya yang tak lazim, pedagang cilok itu juga muncul beberapa hari sebelum dilakukan penangkapan Ali di rumah kontrakan yang terletak di Kampung Dukuh Jaya, RT 005/RW 009, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Rabu (23/12/2018) sore.
Baca juga: Lowongan Kerja Kalbe Nutrionals, Cocok Buat Kamu Lulusan SMA/SMK, D3 Hingga S1, Cek di Sini Ya!
"Janggal dan ngaco banget dagangnya. Saya yakin itu intel Densus. Nah, ini buktinya setelah sudah dapat targetnya, dia nggak dagang lagi," kata Supriyadi, pemilik warung kelontong di samping kontrakan yang ditempati Alli kepada Tribunnews, Kamis (24/12) malam.
Menurut Supriyadi, si pedagang cilok menjajakan dagangan dengan gerobak.
Ia berperawakan kurus, kecil, berkulit hitam kelam dan berambut tipis. Ia juga kerap mengenakan kaos hitam lusuh.
Namun, tas selempang yang dikenakan di tubuhnya terlihat bagus dan mahal.
"Paling usianya 35 tahunan. Dari potongannya nggak kelihatan kalau dia intel," ujarnya.
Si tukang cilok tersebut juga kerap memarkir gerobak dagangannya atau mangkal tepat di depan kontrakan yang dihuni Ali selama sepekan terakhir.
Namun, ia hanya datang berjualan ciloknya satu hingga dua jam menjelang tengah malam pukul 24.00 WIB.