Sejarah Indonesia

SIAPA Sangka, Sosok Gadjah Mada Bisa 'Baper' Hingga Tinggalkan Urusan Duniawi Karena Urusan Asmara

Gadjah Mada disebut pula sosok jenius dalam menaklukan tanah-tanah di Nusantara di bawah kerajaan Majapahit ternoda oleh sebuah acara lamaran

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Steemit
Kala Mahapatih Gadjah Mada Putuskan Tinggalkan Kekuasaan Setelah Gagal Lamar Permaisuri Raja, Akhir dari Kedigdayaan Majapahit 

TRIBUNJAMBI.COM - Sejarah akan sosok Gadjah Mada sudah sangat dikenal bagi masyarakat tanah air. Sosok yang fenomenal di zamannya.

Gadjah Mada disebut pula sosok jenius dalam menaklukan tanah-tanah di Nusantara di bawah kerajaan Majapahit ternoda oleh sebuah acara lamaran yang gagal.

Saat perang dan politik seolah sudah mendarah daging dalam dirinya, sang mahapatih gagal dalam menjalankan misi 'lamaran'.

Ironisnya, justru politik juga yang melandasi keinginan Gadjah Mada melamar dan peranglah yang pada akhirnya menghancurkan segala rencana besar.

Baca juga: Di Rekening FPI Tercatat Ada Transfer Uang Lintas Negara, Islah Bahrawi: Polri Harus Bisa Mentracing

Baca juga: Tangisan Iringi Daniel Mananta Pamit dari Indonesian Idol 2021, Boy William Comeback

Baca juga: Nonton Live Streaming Ikatan Cinta 26 Januari 2021: Doa Aldebaran Agar Kembali Bersatu dengan Andin

Kisah yang banyak dikenal orang sebagai Perang Bubat itu, pada akhirnya mulai menggiring kaki sang mahapatih untuk keluar dari berbagai urusan duniawi, terutama perang dan politik.

Kendati asal-usul Gadjah Mada belum bisa dipastikan menurut Kitab Pararaton mahapatih yang mampu menyatukan seluruh kepulauan di Nusantara itu lahir sekitar tahun 1.300.

Dari cerita legenda rakyat Bali, konon Gadjah Mada tidak memiliki orang tua dan merupakan penjelmaan Sang Hiang Narajana.

Yang pasti dari sejumlah prasasti yang ditemukan para arkeolog antara daerah Malang hingga Singasari tertulis bahwa pada tahun 1321 Gadjah Mada diberitakan telah menduduki jabatan penting di Kerajaan Majapahit.

Sebelum mengabdi kepada Majapahit, semasa mudanya, Gadjah Mada dikenal sebagai pemuda yang tangkas dan pintar serta bercita-cita tinggi.

Ia bahkan mengidamkan kejayaan Singasari yang pernah runtuh bisa bangkit kembali.

Ketangkasan dan kepintaran Gadjah Mada rupanya telah menarik perhatian seorang Patih Majapahit.

Ia kemudian diangkat sebagai anak didik dan dijodohkan dengan puteri Sang Patih yang bernama Ni Gusti Ayu Bebed.

Gadjah Mada lalu memasuki dunia keprajuritan Majapahit dan terpilih sebagai panglima pasukan khusus pengawal raja, Pasukan Bhayangkara.

Jabatan panglima atau bekel itu berlangsung pada pemerintahan Prabu Jaya Negara (1309-1328).

Dalam karirnya sebagai panglima pasukan khusus pengawal raja, Gadjah Mada dan anak buahnya berkali-kali berhasil melumpuhkan upaya untuk mendusta kekuasaan Prabu Jaya Negara.

Tantangan terbesar adalah ketika di Majapahit meletus pemberontakan yang dilancarkan oleh rekan Gadjah Mada sendiri, Ra Kuti.

Meme Gadjah Mada seorang Muslim dan Kerajaan Majapahit merupakan Kesultanan Islam.
Meme Gadjah Mada seorang Muslim dan Kerajaan Majapahit merupakan Kesultanan Islam. (NGELMU.ID)

Pembeontakan yang dilancarkan oleh pasukan dalam jumlah besar itu nyaris melumpuhkan Majapahit.

Namun berkat ketangguhan Pasukan Bhayangkara yang dipimpin oleh Gadjah Mada, pemberontakan Ra Kuti berhasil ditumpas.

Atas jasanya, Gadjah Mada pada tahun 1319 kemudian diangkat sebagai Patih di Kahuripan yang merupakan bagian dari wilayah penting Majapahit.

Beberapa tahun setelah sukses menjabat patih di Kahuripan, Gadjah Mada lalu diangkat sebagai patih di Kediri.

Prestasi Gadjah Mada sebagai patih di Kediri ternyata sangat membanggakan dan namanya semakin masyhur di masyarakat.

Pada tahun 1329, patih Majapahit, Aryo Tadah bermaksud mengundurkan diri dari jabatan dan menunjuk Gadjah Mada sebagai penggantinya.

Baca juga: Hypermart Lippo Plaza Jambi Buka Kembali 28 Januari, Ada Promo Sembako untuk Konsumen

Baca juga: Adegan Ranjang Secara Tegas Ditolak Natasha Wilona, Dulu Dikenang Bareng Stefan William oleh Fans

Baca juga: Putri Anne Bongkar Kebohongan Arya Saloka di Lokasi Ikatan Cinta, Fans: Istri Emang Paling Tahu

Saat itu Gadjah Mada merasa belum siap dan tidak langsung menerima jabatan prestise tersebut.

Tapi atas desakan ratu Majapahit, Tribhuana Tungga Dewi Maharejasa Jayawisnuwardhana yang berkuasa dari tahun 1328-1350, Gadjah Mada menerima jabatan itu dan kemudian digelari Mahapatih Amangkubumi.

Saat menjabat sebagai patih Majapahit, Gadjah Mada mengucapkan sumpahnya yang sangat terkenal, Sumpah Palapa.

Maknanya, Gadjah Mada belum akan menikmati palapa atau rempah-rempah sebelum berhasil menyatukan seluruh Nusantara.

Sumpah itu sendiri berhasil karena pulau-pulau yang menjadi target Gadjah Mada seperrti, Pahang, Dompo, Palembang, Bali, dan lainnya berhasil dikuasai serta di persatukan di bawah kekuasaan Majapahit.

Semasa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389), Gadjah Mada bahkan berhasil mengembangkan kekuasaannya sampai ke wilayah timur seperti Seram, Makasar, Buton, Sumba, Saparua, Solor, Bima, Ambon, Timor, Dompu, dan lainnya.

Tapi prestasi emas Gadjah Mada sempat ternodai oleh Perang Bubat yang melibatkan Majapahit dan Kerajaan Pajajaran.

Kisahnya, Hayam Wuruk bermaksud menjadikan puteri raja Pajajaran, Dyah Pitaloka, sebagai permaisuri dan Gadjah Mada serta pasukannya dikirim untuk melamar.

Ketika rombongan Gadjah Mada sampai di daerah Bubat, mereka dicegat pasukan Pajajaran.

Gadjah Mada mengira pasukan Pajajaran merupakan pasukan penyambut tapi ternyata bukan.

Secara tiba-tiba pimpinan pasukan Pajajaran mengajukan syarat agar Hayam Wuruk sendiri yang datang menjemput calon permaisuri.

Bagi Gadjah Mada, jika Hayam Wuruk sendiri yang datang melamar itu sama saja berarti Majapahit secara politik telah ditaklukan oleh Pajajaran.

Gadjah Mada berusaha keras mengadakan negosiasi agar Pajajaran menerima dirinya.

Tapi Patih Ane Paken sebagai pemimpin pasukan Pajajaran tetap bersikeras dan perang pun pecah.

Raja Pajajaran dan puterinya akhirnya tewas dalam perang habis-habisan itu.

Baca juga: BERTAMBAH Lagi Kesedihan Sule, Sang Anak Ketiga Pilih Pindah Rumah Usai Nathalie Holscher Keguguran

Baca juga: VIDEO Detik-detik Penangkapan Ular Kobra di Garasi Rumah

Baca juga: Goyangan Nita Thalia Berujung Teguran KPI, Ini yang Terjadi Sebenarnya

Sedangkan Hayam Wuruk yang kemudian tahu kejadian yang sebenarnya menjadi sangat kecewa.

Gadjah Mada sendiri kemudian mengundurkan diri dari kekuasaan sebagai patih dan dunia politik Majapahit.

Dia lalu memilih meninggalkan keduniawaian dan berlaku tapa di hutan.

Tahun 1364 Gadjah Mada meninggal dan seiring kepergiannya secara perlahan kejayaan Majapahit pun pudar.

Artikel Ini Telah Tayang di Intisari.Online

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved