Berita Internasional

NASIB Hambali, Teroris yang Ditakuti AS Karena Insiden Bom Bali 2002, 18 Tahun Dipenjara Guatanamo

Sosok Hambali, teroris dalam kasus besar di Indonesia, yaitu bom Bali 2002 mendadak jadi sorotan kembali.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
ap
HAMBALI OK 

Kankan mengatakan, selama ini pihak keluarga selalu difasilitasi oleh ICRC untuk berkomunikasi dengan Hambali.

Namun pihak ICRC membatasi jumlah keluarga maksimal sebanyak lima orang.

Setiap tiga bulan, lima orang keluarga dari Cianjur bergantian ke Jakarta untuk berkomunikasi dengan Hambali di Guantanamo yang difasilitasi ICRC melalui video.

Baca juga: Reaksi Pasha & Raffi Ahmad Ketika Tahu Gisel Tak Pernah Lakukan ini ke Gading Marten Selama Menikah

Baca juga: Wanita Tak Berbusana Kejutkan Tentara Inggris, Meringkuk di Tumpukan Baju Renang, Mata-mata China?

Baca juga: Bisnis Lendir di Puncak Bogor,Kode Vila dan Villa Maknanya Beda,Salah Pilih dapat Layanan Plus-plus

"Dalam percakapan juga kami hanya bertanya keseharian dari Hambali dan tak bertanya permasalahan hukumnya. Tentu semua keluarga bergantian untuk bersilaturahmi lewat video tersebut," katanya.

Kankan mengatakan, terakhir lima orang keluarga dari Cianjur berangkat ke Jakarta untuk berkomunikasi dengan Hambali pada bulan Desember 2020.

"Ada saudara yang ke sana, kebetulan saya sudah pada tiga bulan sebelumnya, jadi kami bergantian berkunjung melalui video dari Jakarta," kata Kankan.

Ia mengatakan, dari video komunikasi terakhir dengan Hambali keluarga mendapati ia dalam kondisi sehat.

"Hanya mengeluh beberapa bagian tubuhnya sudah sering sakit, mungkin karena faktor usia saja," katanya.

Beberapa saat kemudian, Kankan mencoba menghubungi tim pengacara kuasa hukumnya kakaknya yang berasal dari Inggris.

Dari balik telepon, pengacara yang bernama James Valentine mengirimkan berita yang sama terkait rencana pengadilan militer yang akan segera digelar untuk Hambali.

James Valentine memberi berita kepada Kankan melalui pesan aplikasi WhatsApp sebuah berita dari Washington dalam bahasa Inggris.

"Benar kang saya baru dapat balasan dari James, isi beritanya sama bahwa pengadilan militer akan segera digelar," katanya.

Namun, kata Kankan, James tidak menginformasikan lebih lanjut apakah pengadilan militer tersebut harus disaksikan oleh pihak keluarga atau tidak.

"Kalau diperlukan saya siap ke sana, tapi belum ada informasi lebih lanjut lagi," ujarnya.

Kankan mengatakan, ia percaya kepada James akan melakukan yang terbaik untuk kakaknya.

Baca juga: Begini 3 Cara Mengatasi Konsumsi Gula Berlebihan, Kurangi Minuman Manis Kemasan

Baca juga: VIDEO Mahfud MD Beri Tanggapan terkait Polemik Aturan Wajib Jilbab bagi Siswi Non-Muslim di Padang

Baca juga: Militer AS Bertahan di Laut China Selatan, Pejabat Beijing Geram sampai Beri Peringatan Ini

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved