Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Dosa Merusak Tatanan Kehidupan, Yesus Memulihkannya

Bacaan ayat: Matius 1:21 (TB) - "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Dosa merusak segalanya. Kekekalan tergantikan oleh kematian.

Segala relasi menjadi rusak, baik relasi dengan Allah, sesama, alam maupun diri sendiri.

Sikap egois yang berpusat pada diri sendiri mendominasi kehidupan. Karena dosa yang mereka lakukan, maka semua manusia berdosa.

Semua manusia dilahirkan dalam dosa. Hal ini dibuktikan bahwa perilaku dosa sudah ada dalam diri manusia tanpa pandang usia.

Manusia terpisah dari Allah. Pada sisi lain, buah pengetahuan telah membuat manusia mempunyai kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap segala sesuatu.

Manusia menciptakan tolok ukur dan standar dalam kehidupan.

Standar etika, hukum, relasi, kemajuan teknologi, dan yang lain-lain.

Dalam relasi dengan Tuhan, manusia menciptakan ritual yang diklaim sebagai yang paling benar untuk bisa berjumpa dengan Tuhan.

Manusia berjuang untuk menjadi yang paling unggul dalam segala hal: peperangan terjadi. Perlombaan menjadi cara terhalus untuk mengatakan bahwa saya lebih hebat dari yang lain.

Dosa telah merusak segala-galanya.

Adakah pengharapan dalam situasi ini?

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Kerukunan Tercipta Ketika Sikap Saling Menerima Dikembangkan

Diperlukan pihak lain untuk menolong agar bebas dari dosa. Pihak yang sanggup dan mampu membereskan persoalan dosa.

Karena apapun upaya manusia untuk bebas dari dosa, tidak pernah membuahkan hasil. Manusia memerlukan pihak lain yang bebas dari dosa agar dosa dapat diselesaikan.

Syukur kepada Allah, jika ternyata Allah tetap mengasihi manusia. Dia berkenan hadir dalam sejarah manusia dengan menjadi manusia untuk melakukan penyelesaian terhadap masalah dosa.

Injil Matius mencatat bahwa Dia hadir dalam rupa sebagai manusia, 2000 tahun lalu, dengan nama Yesus.

Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Dia mati di kayu salib dalam rangka menjadi tebusan bagi manusia.

Dalam Dia, kehidupan kekal yang dirancang oleh Allah ditawarkan kembali untuk dimiliki.

Pemulihan relasi menjadi hasil nyata dalam penebusan. Manusia dikembalikan dalam relasi yang benar dengan Allah.

Ini memungkinkan manusia untuk memulihkan relasi dengan diri sendiri, sesama dan alam sekitarnya.

Manusia dapat menerima kembali dirinya dalam rasa syukur dengan berbagai pengalaman kehidupan yang telah terjadi.

Manusia dapat melihat orang lain sebagai sesama untuk saling mengasihi; dan manusia melihat alam sebagai berkat dari Tuhan untuk dikelola dan dijaga demi kehidupan masa kini dan masa depan.

Semua pemulihan tersebut hanya memerlukan satu respon, yaitu percaya.

Percaya bahwa Allah sangat mengasihi dan menerima penyelamatan-Nya dalam Yesus. Keputusan ada ditangan kita. Amin

Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved