Penelitian Pakar Universitas Kanada Sebut Ekstra Ganja Terbukti Turunkan Kematian Pasien Covid-19

Peneliti Kanada menguji tujuh ekstrak ganja. Hasilnya ekstrak ganja dapat menurunkan risiko kematian akibat Covid-19.

Editor: Rohmayana
shutterstock
Ilustrasi daun ganja. 

Obat, yang dipasarkan dengan nama merek Actemra dan Kevzara, diberikan melalui infus selama satu jam.

Baca juga: Perangai Dimas Mulai Ngelunjak, Raffi Ahmad Jenuh dengan Kembarannya, Merry: Nonton Pake PC Kantor!

Ekstrak Ganja Obati Kanker

Berdasarkan penelitian awal, pasien yang menderita sejumlah penyakit, termasuk kanker, mendapat manfaat dari pengobatan menggunakan ekstrak ganja.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Organisasi Farmasi Pemerintah (GPO- Government Pharmaceuticals Organization) Thailand.

Menurut penjelasan peneliti GPO Nanthakan Suwanpidokkul, yang dikutip bangkokpost.com, Senin, 7 September 2020, penelitian dilakukan setelah GPO mendistribusi obat berbahan dasar ganja kepada rumah sakit pemerintah dan swasta pada Agustus tahun lalu.

Dari hasil penggunaan obat ekstrak ganja di Prasat Neurological Institute dan rumah sakit anak Ratu Sirikit, didapat temuan bahwa 10 dari 16 anak yang menderita epilepsi mengalami perbaikan kondisi.

Di Prasat Neurological Institute bahkan didapat temuan lima dari tujuh pasien penderita sklerosis ganda - sakit syaraf yang menyebabkan pasien mengalami kesulitan bicara, otot lemah dan lainnya - juga mengalami perbaikan kondisi setelah diberi obat ekstrak ganja.

Padahal tujuh pasien tersebut tak mengalami perbaikan kondisi ketika pendapat perawatan sesuai standar selama ini.

Baca juga: Heboh Tas Amanda Manopo Saat Jadi Dosen di Ikatan Cinta, Rupanya Harganya Bisa Beli Rumah Lunas!

Perbaikan kondisi mereka terjadi setelah perawatan dengan menggunakan ekstrak THC (etrahydrocannabinol) dan CBD (cannabidiol) dalam dosis satu banding satu.

Menurut Nanthakan, penggunaan dosis yang sama untuk pasien kanker di National Cancer Institute juga menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Sebanyak 14 pasien kanker parah yang mendapat perawatan paliatif, setelah diberi obat ganja tersebut, merasakan rasa sakit mereka berkurang lebih dari 50 persen, muncul selera makan, meningkat berat badannya, dan dapat tidur lebih nyenyak.

Obat ekstrak ganja produksi Organisasi Farmasi Pemerintah Thailand
Obat ekstrak ganja produksi Organisasi Farmasi Pemerintah Thailand (bangkokpost.com)

Lembaga kesehatan pemerintah lainnya melakukan percobaan dengan mengombinasikan ekstrak THC dengan obat standar untuk 42 pasien kanker parah.

Dari pengobatan selama sebulan, sebagian besar pasien mengaku merasakan efek positif dari pengobatan tersebut, tanpa merasakan efek samping.

Padahal biasanya para pasien itu mengalami bibir dan tenggorokan kering, bingung, pusing, dan muntah.

Baca juga: Lagu Baku Jaga Dinyanyikan Pasha Ungu Saat Webinar Tribunpalu.com, Berduka Atas Bencana di Indonesia

Kombinasi THC - CBD juga diujicobakan kepada 16 penderita Parkinson di Rumah Sakit Sakonnakhon di Provinsi Sakon Nakhon selama tiga bulan.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved