Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Dibenarkan Karena Iman Keselamatan Bukan Upaya Manusia Tapi Anugerah Allah

Bacaan ayat: Roma 5:1-2 (TB) - "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita,

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Dibenarkan Karena Iman, Keselamatan Bukan Hasil Upaya Manusia Tetapi Anugerah Allah

Bacaan ayat: Roma 5:1-2 (TB) - "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah".

Oleh Pdt Feri Nugroho

Pdt Feri Nugroho
Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

Semua kepercayaan di muka bumi dalam melakukan berbagai ritual dalam wujud simbol, ternyata berangkat dari sebuah pertanyaan yang sama: apa yang harus saya lakukan agar kehidupan saya berkenan kepada Tuhan dan memperoleh kehidupan yang kekal?

Jawaban yang ditemukan ternyata hampir seragam (serupa namun tidak sama), bahwa Tuhan harus dibuat senang melalui persembahan atau disembah, dininabobokkan agar tidak mengganggu, dituruti kemauannya agar tidak berbuat yang merugikan, dipuja-puji agar senang sehingga melakukan yang baik, ditaati perintahnya agar menuruti keinginan kita, diupayakan hidup kita selalu baik agar kebaikan juga menaungi kehidupan kita.

Jawaban tersebut terwujudnyatakan dalam berbagai-bagai ritual sakral yang tidak boleh diganggu, dijaga kesuciannya, ditata dalam urutan dan bentuk yang paling sempurna dan dilakukan terus menerus dalam sepanjang perjalanan kehidupan.

Ketika muncul sikap kritis yang mempertanyakan: sampai kapan ritual tersebut dapat memenuhi kuota, sehingga dapat dipastikan selesai dan seseorang dijamin hidupnya berkenan kepada Tuhan?

Jawaban yang dimunculkan juga hampir sama: tugas kita melakukan, tiada henti dan tanpa lelah.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Merespon Pangggilan Tuhan dengan Ketaatan

Lakukan dengan sebaik-baiknya, selanjutnya terserah Tuhan yang akan menentukan hasilnya.

Dari jawaban tersebut, kita dapat simpulkan bahwa manusia hanya berupaya, sementara Tuhan lah yang akan menjadi penentu akhir berdasarkan belas kasih-Nya dan anugerah.

Kesimpulan tersebut berangkat dari kesadaran bahwa seseorang sebenarnya tidak mungkin dapat membebaskan diri dari kondisinya yang tidak selamat.

Dosa menjadi persolan serius yang telah merusak kehidupan sampai ke akar-akarnya.

Upah dosa adalah maut. Kehancuran total dialami oleh manusia sehingga memerlukan pihak lain untuk memulihkan dann mengembalikan kehidupan pada makna awalnya.

Manusia memerlukan pihak lain untuk menolong dan menyelamatkan.

Diri sendiri sudah dipastikan tidak akan pernah mampu untuk membebaskan diri atau menyucikan diri.

Pihak lain yang suci sehingga dapat menyucikan, pihak lain yang benar sehingga dapat membenarkan, pihak lain yang kudus sehingga dapat menguduskan.

Pihak lain yang hidup, sehingga dapat membebaskan manusia dari kematian.

Pihak lain yang kekal sehingga dapat menganugerahkan kekekalan.

Dan satu-satunya yang mampu melakukan semua hal tersebut hanyalah Tuhan sendiri, dan tidak ada pihak lain yang sanggup.

Fakta ini tidak bisa disangkal, bahwa sebenarnya manusia hanya bisa hidup berdasarkan kasih karunia dan anugerah Allah atas kehidupan.

Sejak semula ternyata itulah yang dirancang dan direncanakan Allah ketika menciptakan kehidupan. Oleh karena kasih, Allah telah menciptakan kehidupan termasuk didalamnya manusia.

Ketika manusia memilih untuk memberontak dengan tidak taat, Allah langsung merancanag untuk menyelamatkan.

Allah mengasihi manusia dengan memanggil Abraham, Ishak dan Yakub sebagai jalan untuk menyatakan keselamatan. Yakub berubah nama menjadi Israel, dan berkembang menjadi sebuah bangsa.

Melalui bangsa ini Allah melanjutkan karya penyelamatan.

Panggilan-Nya kepada orang-orang tertentu memperlihatkan bahwa karya penyelamatan Allah tidak pernah gagal.

Beberapa kali dirusak oleh orang pilihan-Nya dengan tidak taat, tidak pernah berhasil menggagalkan rancangan penyelamatan-Nya.

Ketika orang pilihan-Nya gagal, akan digantikan oleh orang lain, demikian seterusnya.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Kerukunan Tercipta Ketika Sikap Saling Menerima Dikembangkan

Para nabi menjadi alat ditangan Allah untuk menyatakan karya penyelamatan.

Melalui kehidupan mereka, karya Allah terus dinyatakan melalui banyak generasi yang berkelanjutan.

Sampai pada puncaknya, Allah sendiri yaitu dalam firman-Nya menjadi manusia dalam Yesus Kristus.

Menjadi puncak karya penyelamatan Allah, yang menyelesaikan persoalan dosa dengan mati sebagai manusia di kayu salib dan bangkit untuk menyatakan bahwa kehidupan kekal akan dijamin.

Manusia hanya perlu merespon dengan percaya maka dia akan diselamatkan.

Bagaimana ini bisa terjadi? Inilah jawaban akhir, bahwa pada akhirnya hanya karena kasih karunia Allah manusia dapat diselamatkan.

Hanya karena anugerah Allah manusia dapat dibebaskan dari dosa.

Hal ini yang hendak ditegaskan oleh Rasul Paulus bahwa setiap orang yang percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka hidupnya dibenarkan: dia telah mati bersama Kristus dan bangkit pula dalam kebangkitan Yesus Kristus.

Konsekuensinya, ia akan hidup dalam damai sejahtera.

Dia tidak lagi direpotkan dengan berbagai upaya untuk memperoleh keselamatan, karena keselamatan tersebut telah dianugerahkan kepada dia dalam Yesus Kristus.

Pada saat yang bersamaan, dia memperoleh jaminan keselamatan yang memungkinkan dia untuk berdiri dalam pengharapan untuk menerima keselamatan.

Inilah jawaban atas pertanyaan mendasar, bahwa kehidupan kekal hanya bisa dijamin akan diperoleh dengan percaya kepada Yesus Kristus.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Memaksimalkan Potensi Diri untuk Membangun Kehidupan

Upaya apapun yang dilakukan tidak akan bisa memberikan jaminan. Allah bukanlah anak manja yang harus disogok agar tidak bertindak nakal.

Allah bukan pula gila hormat sehingga harus disembah dan dipuja-puji. Allah bukan raja kejam yang menghendaki ketaatan buta.

Allah adalah Kasih. Karena kasih-Nya, maka Ia berkenan menyelamatkan. Ketaatan manusia kepada hukum Tuhan harus didasarkan pada kasih manusia kepada Allah dalam sebuah relasi yang dialogis.

Jika Allah ternyata sedemikian mengasihi kita, maka sudah seharusnya kita menjalani kehidupan dengan damai sejahtera: tanpa harus dibayang-bayangi ketidakpastian, bebas dari dakwaan tentang hidup lama yang penuh dosa, atau rasa bersalah yang dipakai Iblis untuk menjerat kita untuk hidup di masa lalu.

Dosa sudah dibereskan, maka hiduplah dalam pengharapan dan sukacita.

Jalani kehidupan dalam damai sejahtera, sampai pada akhirnya Tuhan memanggil kita dan kehidupan kekal yang dijanjikan dinyatakan. Teruslah percaya. Amin

Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved