Berita Tanjabtim

Musim Penghujan, Warga Teluk Dawan Waspadai Luapan dan Binatang Buas

Sudah hampir sepekan pemukiman padat penduduk di Kelurahan Teluk Dawan, Kecamatan Muara Sabak Barat

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Nani Rachmaini
Tribunjambi abdullah usman
Banjir di Teluk Dawan Tanjabtim 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Sudah hampir sepekan pemukiman padat penduduk di Kelurahan Teluk Dawan, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), terendam banjir. 

Bukan hanya banjir yang menjadi kekhawatiran penduduk, melainkan serangan hewan buas Buaya muara, yang merupakan habitat alami di sungai teluk dawan tersebut.

Terdapat  5 RT di sepanjang aliran sungai Teluk Dawan yang yang merendam jalan lingkungan dan beberapa rumah warga setempat. Untuk ketinggian banjir, mulai dari betis sampai dengan lutut orang dewasa. Sehingga warga harus berhati-hati terhadap serangan buaya.

"Banjir terparah terdapat di RT 4 dan 5, karena ketinggian air di jalan lingkungan sampai dengan lutut orang dewasa, sehingga banjir masuk sampai ke rumah warga," kata Sahbuddin, salah seorang warga RT 4 Kelurahan Teluk Dawan.

Dalam sehari lanjutnya, banjir pasang surut ini terjadi 2 kali, yakni dari subuh sampai dengan pukul 08.00 WIB, kemudian dari pukul 14.30 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Menurutnya, banjir sudah terjadi dalam Satu Minggu, namun yang terparah Tiga hari belakangan ini.

"Sudah Satu Minggu lah banjir ini, tapi dalam Tiga hari ini lah air pasang tinggi," sebutnya.

Hal senada juga dikatakan Zakaria. Menurutnya, selain banjir yang menghantui warga, kemunculan buaya juga menjadi ancaman. Sebab, hampir setiap hari buaya menampakkan diri sungai Teluk Dawan tersebut. Namun, kemunculan buaya tidak sampai ke tepi sungai dekat dengan pemukiman warga.

"Bisa dikatakan setiap hari buayanya muncul, tapi hanya di sudut sungai dan di tengah sungai. Jadi kalau buaya muncul, kami tidak memperbolehkan anak-anak main diluar," jelasnya.

Kebanyakan kemunculan buaya di sungai Teluk Dawan ini, merupakan jenis buaya julung-julung dan buaya katak. Namun yang sering muncul itu kebanyakan buaya katak. Untuk ukuran buaya yang sering muncul mulai dari 3-5 meter.

"Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, pinggiran sungai harus dibangun turap. Jadi saat pasang air tidak masuk lagi, dan meminimalisir ancaman serangan buaya," tambahnya.

Sementara, Camat Muara Sabak Barat, Arie Julian Saputra saat diwawancarai mengimbau masyarakat setempat untuk menghindari area-area yang dianggap berbahaya.   Untuk itu, di sekitaran sungai akan dibangun pos kamling untuk memantau kondisi sungai dan jika ada ancaman serangan buaya.

" Kita imbau pemerintah Kelurahan untuk koordinsi dengan pihak terkait, termasuk BKSDA terkait keberadaan buaya tersebut yang merupakan habitatnya," ujarnya

" Kita juga minta pihak BKSDA untuk menstanbeykan personilnya di kantor BKSDA yang ada di Tanjabtim. Sehingga jika dimungkinkan terjadi sesuatu bisa segera ditindak lnjuti," tambahnya.

Pada tahun 2016 kita juga sudah pernah pengajukan untuk turap, bahkan Pjs dan Bupati pada akhir tahun lalu sudah meninjau langsung lokasi ini. Mudah mudahan pembangunan tersebut segera terealisasi.

" Sebentar lagikan juga akan musrembang, nanti akan diusulkan semoga segera terealisasi," pungkasnya. (usn)

Baca juga: Keamanan Amerika Serikat Semakin Mencekam, FBI Takutkan Adanya Ancaman Pemberontakan

Baca juga: Asmara Keuangan hingga Kesehatan Ramalan Zodiak Harian 14 Januari 2021 Lengkap, Gemini Bersantai

Baca juga: Sejumlah Puskesmas di Kota Jambi Tak Punya Pengukur Suhu Ruangan, Vaksin Covid-19 Ditunda Dijemput

--

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved