Vaksinasi Covid

Ini Kata BPOM Soal Efek Samping Vaksinasi Covid-19 dari BPOM, Mulai dari Gejala Ringan Sampai Sedang

Suntik vaksin virus corona akan menimbulkan efek samping bagi tubuh. Namun, efek samping vaksin virus corona tersebut hanya bersifat ringan dan sedang

Editor: Rohmayana
SILVIO AVILA / AFP
Vaksinasi Covid-19 Sinovac yang berasal dari China kepada Jokowi akan disiarkan langsung pada pukul 10.00 WIB dari Istana Negara melalui channel Youtube Sekretariat Presiden. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Hari Ini, Rabu (13/1/2021) Pemerintah mulai menjalankan program vaksinasi virus corona.

Suntik vaksin virus corona akan menimbulkan efek samping bagi tubuh. Namun, efek samping vaksin virus corona tersebut hanya bersifat ringan dan sedang.

"Semua vaksin punya efek samping, tak perlu jauh-jauh hampir semua produk medis sebetulnya punya efek samping," ujar dr Dirga dalam video edukasi yang diposting di https://covid19.go.id/

Baca juga: Pejabat Ini Ikut Disuntik Vaksin Covid-19 Bersama Jokowi Hari Ini, Ribka Tjiptaning Tolak Vaksin  

"Dari penelitian diketahui bahwa 95 persen efek vaksin itu sifatnya ringan, reaksi lokal berupa nyeri di bekas suntikan tentu wajar habis disuntik kita merasa nyeri sedangkan sisanya berupa reaksi sistemik yakni demam," jelas dr Dirga 

Demam pasca vasinasi bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan

Demam pasca vaksinasi merupakan tanda bahwa sistem imunitas kita terstimulasi.

Itu adalah tanda bahwa vaksin betul bekerja dan demam karena vaksinasi umumnya berlangsung paling lama 48 jam

Kelompok penerima vaksin

Untuk pertama kali, vaksin virus corona akan disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Selanjutkan vaksin virus corona diberikan kepada tenaga medis yang menangani Covid-19.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah merilis izin penggunaan darurat vaksin virus corona alias izin emergeny Use Authorization atau EUA atas vaksin Sinovac, China dan Bio Farma.

Vaksin virus corona asal China Sinovac kini bernama CoronaVac.

Pasca mengantongi izin darurat  EUA ini, vaksin virus corona Sinovac atau CoronaVac ini bisa beredar dan digunakan.

Baca juga: Politisi PDIP Blak-blakan Menolak Divaksin Covid-19, Siapa Ribka Tjiptaning Anak Buah Megawati Ini?

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito dalam konferensi pers secara virtual, Senin (11/1) menjelaskan, berdasarkan data interim hasil uji klinis III di Bandung

"Hasil efficacy uji klinis di Bandung 65,30 persen," kata Kepala BPOM Penny, Senin (11/1).

Oh iya, efficacy atau efikasi merujuk tingkat kemanjuran atau khasiat vaksin.

Ini  adalah kondisi setelah subjek yang  mendapatkan penyuntikan vaksin virus corona setelah kedua kali mendapatkan vaksinasi.

Ini akan nampak efek kemanjuran saat subjek yang mendapatkan vaksin virus corona ini kembali berkegiatan di tengah masyarakat, apakah ia terhindar dari paparan corona atau tidak.

Adapun,kata Penny, data imunogenisitas vaksin ini sampai 3 bulan cukup baik, yakni di atas 99 persen.

Imunogenisitas menggambarkan kadar antibodi yang meningkat kemudian bisa menetralisir dan membunuh virus yang masuk ke tubuh manusia.'

Penny juga menjelaskan, secara keseluruhan, vaksin virus corona ConanaVac aman digunakan dengan efek samping adalah ringan dan sedang.

"Efek samping yang timbul berupa nyeri, iritasi, pembengkakan. Adapun efek sistemik berupa nyeri otot, fatigue dan demam," kata Penny dalam konferensi pers, Senin (11/1).

TONTON JUGA 

Penny juga menyebut, efek samping berat yang banyak ditakutkan akan dialami setelah menerima vaksin virus corona bikinan Sinovac dalam tingkat yang rendah.

Dari proses pengujian BPOM, efek samping berat hanya terjadi sekitar 0,1 hingga 1 persen usai vaksin virus corona disuntikkan ke dalam tubuh seseorang.

"Frekuensi efek samping dengan derajat berat adalah sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai 1 %," ujar Penny.

Kata Penny, efek samping vaksin virus corona yang telah disebutkan merupakan efek samping yang lumrah ketika seseorang menerima dosis vaksin, bahkan bisa dengan cepat hilang.

"Efek samping tersebut merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali sehingga secara keseluruhan kejadian efek samping ini juga dialami pada subjek yang mendapatkan plasebo," jelasnya.

Penny juga yakin bahwa vaksin virus corona  ini memiliki tingkat efikasi yang cukup baik.

Ini nampak dari hasil pemantauan dan analisis dari proses uji klinis yang dilakukan dilakukan di Indonesia dan juga mempertimbangkan hasil uji klinis di Brasil dan Turki.

"Vaksin sinovac menunjukkan kemampuan dalam pembentukan antibodi di tubuh dan kemampuan antibodi dalam membunuh atau menetralkan virus, imunogenisitas, yang dilihat dari uji klinik fase 1 dan 2 di China, dengan periode pemantauan 6 bulan," ujarnya.

Selain aman, vaksin virus corona juga sudah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia.

Komisi Fatwa MUI menerbitkan Fatwa Nomor 02 Tahun 2021 tentang vaksin virus corona produksi Sinovac dan Biofarma, Senin (11/1).

Fatwa ini mengikat pada tiga vaksin virus corona buatan Sinovac Life Science Co Ltd China dan PT Bio Farma (Persero) yaitu CoronaVac, Vaksin Covid-19, dan Vac2Bio.

Pengalaman Ridwan Kamil 

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sudah dua kali disuntik vaksin covid-19.

Vaksin virus corona yang disuntikkan ke tubuh Kang Emil adalah Vaksin Sinovac

Oleh karena itulah Ridwan Kamil pun tidak akan disuntik vaksi saat proses vaksinasi dilakukan pada 13 Januari 2021. 

“Saya, Pak Pangdam dan Pak Kajati, dan Pak Rudy tidak bisa ikutan karena kami sudah disuntik dua kali vaksinnya Bio Farma.

Baca juga: Hanya Presiden Joko Widodo Yang Divaksin Perdana, Istana Pastikan Keluarga Tak Ikut Disuntik Vaksin

Selain itu, Ridwan Kamil pun menjelaskan apa yang ia rasakan setelah disuntik vaksin sinovac. 

Kang  Emil mengaku bahwa bulan Februari 2021 ini hasil dari vaksinasi yang telah diterimanya akan dilaporkan Bio Farma ke BPOM.

"Bocorannya sementara hasilnya baik. Tapi definisi klinisnya bukan kewenangan saya.

"Kalau ditanya sebagai pribadi lah ya saya usia 49, hanya linu dan pegal selama satu jam," ucap Emil.

"Jadi, itu saya jujur apa adanya karena jarumnya tidak kecil,

"Kalau jarum ngambil darah memang kecil tapi kalau jarum yang vaksin agak besar sedikit.”

Emil pun mengaku merasakan kantuk saat jelang Magrib. Ia pun sempat mengkhawatirkan ada bengkak dan demam, namun ternyata hal itu tak terjadi.

Baca juga: Hanya Presiden Joko Widodo Yang Divaksin Perdana, Istana Pastikan Keluarga Tak Ikut Disuntik Vaksin

"Biasanya tidak pernah (mengantuk). Jadi dulu kekhawatiran ada bengkak ternyata tidak, kekhawatiran ada demam tidak juga.

"Lalu kekhawatiran badan berubah apalagi berubah menjadi warna hijau atau Spiderman tidak ada," ucapnya.

"Saya sehat seperti bisa dilihat ini kami yang jadi relawan tiap pekan disiplin hadir dalam rapat dimonitor wartawan kan.

"Mobilitas kami juga tinggi tentulah kami melengkapi kebugaran ini dengan olahraga dan suplemen, tambahan untuk menguatkan.”

Untuk itu, ia berharap dengan dirinya pernah di vaksinasi dapat menjadi model cerminan bagi masyarakat untuk melakukan hal serupa mendapatkan vaksinasi.

"Jadi kalau ada orang yang khawatir bagaimana itu divaksin, liat saja gubernur Jabar dan Forkopimda itulah sosok yang sudah divaksin.

"Tidak ada terlihat lesu dan terlihat lemah atau gimana semua terlihat sehat bugar, itulah cerminan," kata Emil.

"Dengan begitu, kita kan yakin, insya Allah kita bisa beraktivitas punya keyakinan di tubuh kita ada antibodi melawan Covid,". (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Penjelasan Soal Efek Samping Vaksinasi Covid-19 dari BPOM, Mulai dari Ringan Sampai Sedang,

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved