Sriwijaya Air Jatuh

Cerita Haru Ajie Panangian Pencari Korban Sriwijaya SJ182, Pernah Temukan Uang Rp 30 M di Dasar Laut

Makmur Ajie Panangian terpanggil saat mendengar kabar pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh.

Editor: Rahimin
ist
Relawan penyelam untuk evakuasi korban pesawat Sriwijaya Makmur Ajie Panangian. Cerita Haru Ajie Panangian Pencari Korban Sriwijaya SJ182, Pernah Temukan Uang Rp 30 M di Dasar Laut 

"Saya dari Makassar. Jadi begitu kita mendengar kabar (jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di laut, Red) ini, kami sudah siap," kata Ajie ditemui di posko utama evakuasi Sriwijaya Air SJ-182, Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021).

Black Box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan oleh Dislambair
Black Box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan oleh Dislambair (Capture.Youtube/KOMPAS TV)

Wakafkan Diri untuk Membantu dalam Setiap Musibah di Laut

Ajie mengaku memiliki tim relawan penyelam.

“kejadian kemarin-kemarin, saya selalu hadir, mewakafkan diri untuk membantu. Itu jiwa kami, daripada untuk senang-senang, lebih baik skill ini kita pakai supaya berguna buat sesama," kata Ajie.

Makmur Aji Panangian (Tribun Jakarta)
Makmur Aji Panangian (Tribun Jakarta) ((Tribun Jakarta))

Ajie mempersiapkan sendiri peralatan selam seperti tabung oksigen dan semacamnya. Tidak ada beban yang ia bawa sejak berangkat dari Makassar.

Ia mengaku sudah sering kali terpanggil untuk kepentingan evakuasi manakala terdapat korban dalam kecelakaan di laut.

Setelah mendapat surat tugas dari POSSI, Ajie langsung terbang ke Jakarta. Dia tiba Senin (11/1/2021), hari kedua setelah kejadian.

Untuk menjalankan tugas sebagai relawan, Aji telah mendapat restu dari istri dan anak-anak.

Baca juga: Hasil Thailand Open 2021 Hari Pertama (12/1) - Dari 9 Pertandingan, 4 Lolos Babak Kedua

Baca juga: Hanya Presiden Joko Widodo Yang Divaksin Perdana, Istana Pastikan Keluarga Tak Ikut Disuntik Vaksin

Baca juga: Jadwal Thailand Open 2021 13 Januari - Perjuangan Ahsan/Hendra, Praveen/Melati, Ruselli Hartawan

"Anak dan istri sudah memberi izin. Mereka support saya. Jadi, kami pamit kepada keluarga, karena kami terpanggil untuk misi ini. Motivasinya untuk memanfaatkan ilmu yang ada pada kami untuk kemanusiaan," kata Ajie.

Meninggalkan anak dan istri demi misi kemanusiaan sudah dilakukannya selama bertahun-tahun menjadi penyelam POSSI.

Bagi Ajie, sebuah kewajaran apabila ada kecemasan dan rasa takut saat akan terjun ke bawah air.

Segala kekhawatiran itu selalu lenyap seketika saat Ajie berserah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tugas evakuasi korban kecelakaan di perairan merupakan panggilan jiwa bagi Ajie, yang menjabat sebagai Ketua Bidang Usaha Wisata Bahari POSSI Makassar.

"Rasa khawatir itu wajar terjadi di dalam diri setiap penyelam," kata Ajie, sembagi memberi alasa setiap masuk di dunia lain, yang belum pernah diselami, ia merasa waswas.

“Dunia yang sangat berbeda, dunia yang kita tidak tahu ada apa di bawah sana. Jadi kita percayakan kepada Tuhan, kita percaya, seperti ketuk pintu masuk ke rumah orang," kata Ajie memberi perumpaan.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved