Media Asing Ini Sampai Bilang Indonesia Jadi Tempat Terburuk di Asia untuk Lakukan Penerbangan
Salah satunya adalah The Indian Express, media India, yang mengutarakan buruknya catatan keamanan aviasi Indonesia.
Cuaca buruk
Umumnya, maskapai penerbangan secara teratur mengganti pesawat saat sudah berusia 25 tahun, sehingga kenyataan pesawat Sriwijaya sudah berusia 26 tahun terbilang cukup tua.
Sudah diketahui juga sebelum masuk ke Sriwijaya Air, pesawat itu sudah diterbangkan oleh Continental Air Lines dan United Airlines Holdings Inc., sesuai data penerbangan yang dicatat Planespotters.net.
Rata-rata umur pesawat Boeing yang dimiliki Sriwijaya Air adalah 17 tahun, kecuali Boeing 737-900 yang terbang pertama kali pada 2014, memiliki rata-rata umur 19 tahun.
Sekedar untuk perbandingan, usia rata-rata pesawat PT Garuda Indonesia yaitu 8,3 tahun.
"Kita masih tidak tahu apa penyebab kecelakaan itu," ujar Shukor Yusof, pendiri firma konsultasi aviasi Endau Analytics di Malaysia.
"Meski begitu, banyak hal bisa ditingkatkan mengenai budaya keamanan dan Presiden Jokowi bisa mendasari keturunannya dengan membuat upaya konkrit mengamankan kepercayaan dan yakin pada penerbangan lokal di masa jabatan terakhirnya."
Bukan hanya masalah umur armada, Indonesia juga terbilang kepulauan yang berbahaya dengan insiden badai dan petir menyerang di mana saja.
Masih ada juga erupsi gunung berapi yang bisa sebabkan hujan abu ke udara dan masuk ke mesin pesawat.
2019 lalu, bandara I Gusti Ngurah Rai Bali membatalkan dan mengalihkan sejumlah penerbangan setelah erupsi Gunung Agung, yang sebabkan hujan abu di wilayah selatan pulau itu.
Dengan ditambah pemanasan global, kejadian ekstrim terkait cuaca terjadi lebih sering.
Sebelum penerbangan Sriwijaya Air SJ182 pun pesawat mengalami delay sekitar satu jam karena kondisi cuaca yang tidak menentu.
"Sementara kita menunggu hasil investigasi untuk mengetahui penyebab utama insiden, data awal tunjukkan kemungkinan disorientasi kokpit, yang dipengaruhi oleh cuaca buruk," ujar analis aviasi independen Gerry Soejatman.
Baca Juga: Boeing 737-500 Seperti yang Digunakan Sriwijaya Air Sudah Banyak Dipensiunkan, Penyelidik Kecelakaan Penerbangan Malah Sebut Usia Bukan Faktor Utama, Lalu Apa?
Laporan insiden