Sriwijaya Air Jatuh

HANCUR Karena Menabrak Dasar Laut, Sriwijaya Air Diungkap KNKT Tidak Meledak di Udara

Hingga kini, tim gabungan dari TNI-Polri hingga Basarnas terus melakukan pencarian puing dan korban dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh

Editor: Andreas Eko Prasetyo

TRIBUNJAMBI.COM - Hingga kini, tim gabungan dari TNI-Polri hingga Basarnas terus melakukan pencarian puing dan korban dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. 

Seperti yang diketahui, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu Sabtu (9/1/2021) diduga tak meledak di udara.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu diduga hancur akibat tubuh pesawat membentur permukaan laut saat jatuh menghujam ke lautan.

Hal itu diungkapkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). KNKT menduga pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hancur karena membentur permukaan air laut.

ILUSTASI pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu
ILUSTASI pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA VIA KOMPAS.COM)

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pesawat diperkirakan jatuh dalam kedaan utuh dan tidak meledak di udara.

"Iya (pesawat hancur karena benturan di air), bukan karena ledakan di udara," kata Soerjanto saat dihubungi Kompas TV, Minggu (10/1/2021) malam.

Baca juga: Ramalan Asmara Zodiak 13 Januari 2021, Kesepian Gemini Berakhir Sagitarius Penuh Cinta

Baca juga: Curhatan Wijin ke Boy William, Bakal Nikahi Gisella Anastasia, Ternyata karena Hal Ini

Baca juga: Informasi SNMPTN 2021 dan Daftar 44 Politeknik Negeri di Indonesia yang Bisa Jadi Pilihan

Soerjanto mengungkapkan, serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan dalam keadaan normal. Artinya, tidak ada indikasi kehancuran akibat ledakan di udara.

"Serpihan-serpihan yang ditemukan itu masih tidak ada indikasi-indikasi sesuatu yang tidak normal, semuanya masih normal saja. Tidak ada hal yang mencurigakan, tidak ada kerusakan, ya memang hancur tapi hancurnya natural karena benturan ke air," ujar Soerjanto.

Meskipun begitu, KNKT baru bisa menyimpulkan penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah menemukan Black Box.

Penyelam TNI AL menahan bangkai pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJY182 pada operasi pencarian dan penyelamatan di laut dekat pulau Lancang pada 10 Januari 2021
Penyelam TNI AL menahan bangkai pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJY182 pada operasi pencarian dan penyelamatan di laut dekat pulau Lancang pada 10 Januari 2021 (ADEK BERRY / AFP)

Black Box sendiri merupakan salah satu alat yang paling penting di dalam badan pesawat. Benda ini biasa dicari oleh tim pencari jika dilaporkan ada pesawat yang hilang kontak.

Tidak seperti namanya, black box berwarna oranye.

Perangkat yang tidak bisa dihancurkan ini merekam semua data penerbangan.

Sebagai informasi, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu lalu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Pesawat mengangkut 62 jiwa.

Rinciannya, 6 kru aktif plus 56 penumpang yang terdiri dari 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.

Sebelum hilang kontak, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved