Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air

Apa Itu Post Mortem dan Ante Mortem? Ramai Dikaitkan dengan Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ 182

Sejak insiden pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh Sabtu (11/1/2020) kata Post Mortem dan Ante Mortem ramai diperbincangkan publik. Apa artinya?

Editor: Rohmayana
DOK. BASARNAS
Serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dan beberapa potongan tubuh kembali tiba di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Minggu (10/1/2021) siang. 

"Bisa dibilang separuh gajinya dia untuk bersedekah, masya Allah," kata Andi sembari tertunduk dan menahan air mata yang menggenang di bola matanya.

Andi pun mengaku sangat terkejut dengan peristiwa yang dialami mantan rekan kerjanya itu.

Melalui aplikasi pesan, Andi mengetahui kejadian yang menggemparkan dunia penerbangan tanah air itu.

"Dia sosok orang yang luar biasa, sangat baik, ahli sedekah dan ahli ibadah. Selalu ngajak orang salat, bahkan sekuriti avsec bandara diajak salat dan dia bahkan jadi imam juga," ujarnya.

Baca juga: UPDATE Penyelam Kaget Lihat Pemandangan Bawah Laut saat Pencarian Sriwijaya Air SJ-182

Mengenal Pesawat Sriwijaya Air B737-500

Pesawat Sriwijaya Air SJY-182 dengan rute Jakarta-Pontianak jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).

Pesawat Sriwijaya Air dengan tipe Boeing 737-500 tersebut mengangkut 62 penumpang termasuk tiga bayi.

Namun, tipe pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500 sebelumnya telah diperingatkan rawan mati mesin di udara.

Di mana regulator penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) pernah menerbitkan peringatan kepada maskapai-maskapai di AS yang mengoperasikan jenis pesawat Boeing 737 Next Generation (NG) dan Classic.

Dikutip dari Kompas.com, jenis pesawat tersebut, yakni B737 NG (seri 600, 700, 800, dan 900) dan Classic (seri 300, 400, 500), juga banyak dipakai oleh maskapai di Indonesia. 

Seperti misalnya Garuda Indonesia yang mengoperasikan B737-800, Lion Air dengan B737-800 dan -900, dan Sriwijaya Air dengan B737-500 dan -800.

Peringatan tersebut ditujukan untuk pesawat yang tidak dioperasikan selama tujuh hari berturut-turut atau lebih.

Menurut FAA, di dalam mesin pesawat CFM56 yang dipakai oleh B737 NG dan Classic, yang tidak beroperasi selama tujuh hari berturut-turut atau lebih, ditemukan korosi (karat) di bagian air valve check.

Jika terdapat korosi, maka bagian mesin tersebut harus diganti sebelum pesawat kembali beroperasi.

FAA mengatakan bahwa imbauan tersebut diterbitkan setelah setidaknya ada empat laporan mati mesin yang dialami B737.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved