Misteri Garis Imajiner Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, hingga Laut Kidul, Pulau Jawa Seimbang
Misteri garis imajiner Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta hingga Pantai Selatan masih menjadi pertanyaan hingga kini.
TRIBUNJAMBI.COM - Masyarakat Yogyakarta sangat menghormati adanya sumbu atau garis imajiner dari Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta, hingga Pantai Selatan ( Laut Kidul ).
Misteri garis imajiner Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta hingga Pantai Selatan masih menjadi pertanyaan hingga kini.
Sebenarnya apa itu sumbu atau garis imajiner Gunung Merapi, Kraton, hingga Pantai Selatan?
Berikut ini penjelasannya
Garis imajiner, Yogyakarta juga memiliki sumbu filosofis yakni Tugu, Keraton dan Panggung Krapyak, yang dihubungkan secara nyata berupa jalan.
Baca juga: Koleksi Judul 34 Film Komedi Warkop DKI 1979-1994, Mana Tahan s/d Pencet Sana Pencet Sini
Sumbu filosofis itu melambangkan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan alam.
Sedangkan dari Tugu ke Kraton melambangkan perjalanan manusia kembali ke Sang Pencipta.
Tugu Golong Gilig dan Panggung Krapyak juga merupakan simbol Lingga dan Yoni yang melambangkan kesuburan.
Dari kesemuanya itu, Keraton Yogyakarta menjadi pusatnya.
Keraton Yogyakarta dianggap suci karena diapit enam sungai secara simetris yaitu sungai Code, Gajah Wong, Opak Winongo, Bedhog dan sungai Progo.
Ada pula Gunung Merapi dan Pantai Selatan yang menjadi ujung garis imajiner, dengan Keraton berada tepat di tengah-tengah keduanya.
Jauh hari sebelum kasultanan ini berdiri, Sri Sultan Hamengku Buwono I telah memikirkan konsep penataan kota yang demikian unik.
Gunung Merapi, pasak penyeimbang Pulau Jawa Konon dahulu kala, Pulau Jawa tidak seimbang seperti sekarang.
Melainkan miring ke sebelah barat. Ini karena di ujung barat, terdapat banyak gunung, sementara di bagian tengah dan timur tidak ada.
Pemindahan Gunung Jamurdwipa