Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Menyembah Allah yang Memperkenalkan Diri Menjadi Manusia dalam Yesus

Bacaan ayat: Kisah Para Rasul 17:23-25 (TB) - "Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Seolah manusia sedang mengikat Tuhan dalam bentuk sesembahan dan ritual untuk memenuhi apa yang menjadi keinginannya.

Tuhan diberangus hanya demi kepentingan manusia.

Maka benar adanya ketika seseorang mengatakan bahwa agama atau sesembahan itu candu yang memabukan.

Manusia tidak mungkin mengenal Tuhan. Upaya apapun yang dilakukan manusia dalam rangka mengenal Tuhan, tidak akan pernah dapat menjangkau Tuhan yang Mahakuasa.

Pikiran manusia terbatas, dibatasi ruang dan waktu, sehingga mudah terjebak membelenggu Tuhan dalam ikatan ruang dan waktu.

Kondisi ini tiba-tiba menciptakan paham baru, bahwa tidak ada Tuhan. Tuhan hanya ilusi manusia untuk lari dari persoalan.

Kita patut bersyukur, bahwa dalam keterbatasan sebagai manusia, Tuhan berkenan memperkenalkan diri dan menyatakan diri dalam sejarah.

Melalui pikiran kita yang terbatas, pada akhirnya kita dapat menemukan jawaban bahwa Tuhan yang Mahakuasa berkenan masuk dalam ruang dan waktu sejarah manusia. 

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Tidak Menyerah Karena Tuhan yang Memampukan dengan Memberikan Kekuatan

Kita diijinkan untuk menguji pernyataan diri Tuhan tersebut berdasarkan pengetahuan manusia. Karya penyelamatan yang dilakukan Allah atas manusia terenda dalam sejarah.

Semua upaya manusia dalam ketulusannya diijinkan Tuhan untuk menemukan diri-Nya.

Tuhan tidak bisa dibelenggu oleh agama dan kepercayaan manusia.

Manusia bisa memilih untuk tidak percaya kepada Tuhan, namun itu tidak pernah menghapus keberadaan-Nya sebagai Tuhan yang menciptakan segala-galanya.

Penduduk Athena akhirnya paham, bahwa Allah yang tidak mereka kenal pada masa lalu telah menyatakan diri dan diberitakan oleh Paulus sebagai Allah yang menjadi manusia di dalam Yesus Kristus.

Berdasarkan pengetahuan manusia yang terbatas, justru menjadi batu pijakan bagi Paulus untuk memberitakan tentang Yesus Kristus dan itu menyingkirkan semua sesembahan lain yang ternyata bukan Tuhan, namun sebatas buatan manusia semata.

Saatnya kita hidup dalam pengharapan, bahwa Allah yang kita sembah bukan Allah yang terbatas dan bisa dibatasi oleh manusia.

Ujilah segala sesuatu maka kebenarannya akan muncul seperti fajar. Amin

Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved