Era Kendaraan Listrik? Erick Thohir Sebut Ongkos Jakarta-Bali Cuma Rp 200 Ribu Pakai Mobil Listrik

Erick Thohir menyimpulkan penggunaan mobil listrik jauh lebih ekonomis dibanding mobil pakai bensin

Editor: Fitri Amalia
ist
Erick Thohir 

"Sehingga kekurangannya harus diimpor, sebesar Rp 200 triliun per tahun,” jelas Erick.

Erick Thohir
Erick Thohir (ist)

“Sementara mobil listrik sepenuhnya menggunakan energi domestik seperti batubara, gas, air, ataupun EBT. Kita tidak perlu buang devisa,” sambungnya.

Dia menerangkan, keberadaan SPKLU memudahkan pengguna mobil listrik untuk dapat melakukan perjalanan tanpa mengalami kendala atau kekhawatiran.

“Saya sudah mencoba sendiri mengisi baterai kendaraan dengan SPKLU, sangat mudah, sangat aman dan nyaman,” ungkap Erick.

Pemerintah memastikan PLN siap memenuhi kebutuhan pasokan listrik dan infrastruktur pendukungnya, termasuk SPKLU sebagai stasiun pengisian daya listriknya.

Adapun penyiapan infrastruktur charging komposisinya 80 persen di rumah tangga, 20 persen SPKLU di tempat-tempat umum.

“Karena kebiasaannya pemilik mobil listrik itu chargenya di rumah, ketika malam istirahat, mobil dicharge, kemudian pagi digunakan kembali,” tambah Erick.

Dari sisi biaya operasional, penggunaan mobil listrik dinilai juga lebih efisien dibandingkan mobil berbahan bakar minyak.

Bahkan, PLN juga telah menyiapkan diskon untuk tambah daya dan diskon sebesar 30 persen untuk tarif charging mobil listrik di rumah pada malam hari.

“Hanya seperlima dari mobil BBM."

"Jika untuk jarak tempuh yang sama mobil biasa butuh biaya 500 ribu (rupiah) misalnya, mobil listrik ini hanya butuh 100 ribuan (rupiah)."

Baca juga: Mobil Listrik DFSK Glory E3 Diklaim Mampu Fast Charging 30 Menit, Sanggup Hingga 405 Kilometer

Baca juga: VIDEO: Tanpa Basa-Basi, Fasha Langsung Naiki Mobil Listrik Buatan PLN

"Sudah diuji coba oleh Komisaris PLN. Jakarta-Bali hanya butuh 200 ribuan."

"Kalau dengan mobil biasa, BBM-nya habis sekitar 1,1 juta,” bebernya.

Penggunaan mobil listrik juga lebih ramah lingkungan, karena menghasilkan emisi CO2 yang lebih sedikit dibandingkan mobil biasa.

Sehingga, akan meningkatkan kualitas udara dan mendukung pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca nasional.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved