Gawat, Amerika dan Iran Memanas, AS Kirim 2 Pesawat Pembom ke Timur Tengah, Begini Kondisinya Kini

Timur Tengah kini kembali mencekam setelah ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran memanas. Bahkan AS telah mengirim pesawat pembom B-52.

Editor: Teguh Suprayitno
Pesawat pembom strategis-Amerika kirim dua pesawat pembom B-52 ke Timur Tengah khawatir Iran akan lakukan serangan balas dendam. 

“Amerika Serikat terus mengerahkan kemampuan siap tempur ke dalam area tanggung jawab Komando Pusat AS untuk mencegah musuh potensial, dan menjelaskan bahwa kami siap dan mampu menanggapi setiap agresi yang ditujukan pada Amerika atau kepentingan kami,” kata Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat.

Ia juga mengungkapkan bahwa AS tidak menginginkan adanya konflik.

"Kami tidak mencari konflik, tetapi tidak ada yang boleh meremehkan kemampuan kami untuk mempertahankan pasukan kami atau bertindak tegas dalam menanggapi serangan apa pun," katanya.

McKenzie mengatakan pekan lalu bahwa Iran menimbulkan "risiko tinggi" bagi AS atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.

Meski begitu, keyakinan berbeda diungkapkan pihak Iran.

Baca juga: Nasib Umat Islam Buat Dunia Terkejut, Peramal Paling Terkenal Katakan Ini yang Akan Terjadi 2021

Baca juga: BREAKING NEWS Alex Asmasoebrata Meninggal Dunia, Sandiaga dan Anies Berduka, Siapa Dia Sebenarnya?

Baca juga: Polisi Bongkar Pembuat Parodi Lagu Indonesia Raya Sebenarnya, Kadus di Cianjur Kaget Kenal Pelaku

Melansir 24h.com.vn (1/1/2021), Menteri Luar Negeri Iran Mohammad

Javad Zarif pada 31 Desember menuduh pemerintahan Presiden AS Donald Trump "mencari alasan untuk memulai perang".

Itu diungkapkan menanggapi aksi AS mengirim kapal induk USS Nimitz, kapal selam USS Georgia, dan pembom B-52 ke daerah tersebut.

"Alih-alih mencoba memerangi epidemi Covid-19, Trump menghabiskan uang untuk membawa pesawat pengebom B-52 dan peralatan militer ke wilayah kami," kata Zarif.

"Intelijen dari Irak menunjukkan bahwa AS sedang mencari alasan untuk memulai perang," katanya.

Sementara itu, Dehghan, mantan menteri pertahanan Iran, memperingatkan: "Semua pangkalan militer mereka di daerah itu ditutupi oleh rudal kita.

"Saya menyarankan orang-orang untuk diusir dari Gedung Putih (Tuan Trump) seharusnya tidak mengubah tahun baru menjadi tahun berkabung bagi orang Amerika," imbuhnya.

Dalam pembunuhan Qassem Soleimani, Presiden AS Donald Trump yang memerintahkannya.

Disebut bahwa hal itu dilakukan setelah ia menerima informasi intelijen tentang penampilan mayor jenderal Iran di bandara internasional di Baghdad, Irak.

Beberapa hari setelah kematian Qassem Soleimani, Iran meluncurkan serangkaian rudal balistik ke pangkalan AS di Irak. Trump memutuskan untuk tidak menanggapi tindakan Iran ini.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved