Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Yesus, Seorang Imam Besar Agung yang Tidak Berdosa

Bacaan ayat: Ibrani 4:14-16 (TB) - "Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baikl

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Yesus, Seorang Imam Besar Agung yang Tidak Berdosa

Bacaan ayat: Ibrani 4:14-16 (TB) - "Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya".

Oleh Pdt Feri Nugroho

Hakekat dosa adalah pemberontakan dan ketidaktaatan manusia kepada Allah.

Akibatnya, relasi manusia dengan Allah menjadi rusak.

Rusaknya relasi ini, berimbas pada rusaknya pemahaman manusia tentang diri sendiri, rusaknya relasi manusia dengan sesamanya dan hancurnya relasi manusia dengan alam.

Kerusakan ini universal, dialami oleh setiap orang, karena keberdosaan tersebut terwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.

Dalam hal ini, menjadi bisa dipahami bahwa kepercayaan diciptakan manusia dalam rangka membangun relasi untuk kembali kepada Tuhan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Yang Maha Besar Memilih untuk Mengosongkan Diri

Berbagai ritual dan simbol dibuat oleh manusia dalam rangka terhubung kembali dengan Tuhan.

Persoalannya, semua manusia telah berdosa, sehingga tidak pernah ada jaminan akan kembali terhubung kepada Tuhan, kecuali atas belas kasihan Tuhan kepada manusia.

Bagaimana mungkin dapat menghubungkan diri dengan Tuhan jika seorang yang menghubungkannya (siapapun juga) juga berdosa?

Musa, dalam Perjanjian Lama, diutus untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir berdasarkan inisiatif Allah yang memanggil; bukan Musa yang mengangkat diri.

Pergumulan Musa sebagai orang yang tidak pandai bicara dijawab oleh Allah dengan mengangkat Harun, kakaknya, sebagai penyambung lidah Musa.

Inisiatif Allah untuk memilih mereka menjadi dasar predikat sebagai nabi melekat pada Musa, dan Imam kepada Harun.

Dalam perkembangan selanjutnya, Musa sebagai nabi bertugas untuk menyampaikan firman Tuhan, sementara Harun sebagai Imam bertugas untuk menyampaikan firman tersebut kepada umat dalam bentuk ritual dan simbol peribadatan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved