Dulu Meramal Datangnya Bencana dan Terjadi, Abhigya Anand Kembali Ramal Kapan Pandemi Berakhir

Waktu yang diramalkan itu tepat saat wabah Covid-19 muncul di China dan kemudian mulai menyebar ke banyak negara di seluruh dunia.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
ist
Abhigya Anand remaja asal India yang meramal soal wabah Covid-19. 

TRIBUNJAMBI.COM - Ya Abhigya Anand, seorang remaja India berusia 14 tahun baru-baru ini menjadi perbincangan di India.

Pada Agustus 2019, Abhigya meramalkan dalam videonya bahwa dari November 2019 hingga April 2020, dunia akan mengalami bencana.

Waktu yang diramalkan itu tepat saat wabah Covid-19 muncul di China dan kemudian mulai menyebar ke banyak negara di seluruh dunia.

Baca juga: VIDEO Kronologi Kisah Asmara Guru Wanita di Tenggarong Menikahi Muridnya Sendiri

Baca juga: Simak Cara Baru Menteri Sosial Tri Rismaharini Berikan Bansos : Karena Saya Butuh Cepat

Baca juga: Al Ghazali Punya Kebiasaan Aneh saat Akan Dibangunkan Tidur, Harus Masukan Benda Ini Kedalam Mulut

Sehingga wabah itu menjadi bencana yang hingga saat ini dunia belum bisa terlepas darinya.

Hal ini disebabkan karena ia membuat beberapa ramalan yang tepat tentang masa depan dunia.

Ramalan Abhigya, bocah peramal Covid-19 tidak berdasarkan spekulasi melainkan astrologi.

Melansir Eva.vn, Kamis (24/12/2020), melalui channel YouTune yang telah memiliki 1 juta pengikut, Abhigya memposting beberapa video astrologi untuk memprediksi situasi dunia.

Banyak di antara ramalannya yang menjadi kenyataan.

Kemudian, Abhigya mencontohkan bahwa pada 21 Juni 2020 akan muncul gerhana dan menutupi perbatasan Tiongkok-India, artinya akan ada peristiwa besar yang terjadi di kawasan ini.

Waktu terjadinya bentrokan berdarah di wilayah Ladakh (wilayah di India yang berbatasan dengan perbatsan China) hampir bertepatan dengan prediksi.

Kurang dari 2 bulan yang lalu, Abhigya terusmengunggah video di YouTube, mengtakan bahwa ia telah mengamati Jupiter secara bertahap memasuki istana Capricorn.

Pada tanggal 20 Desember 2020, Jupiter dan Saturnus akan bertemu, terletak di garisyang sama, yang dikenal sebagai 'konjugasi besar' karena keterlibatan mereka dalam benda langit terbesar di tata surya.

Hal ini dapat berdampak besar pada bumi dan umat manusia, dan dapat mengakibatkan bencana alam, termasuk bencana keuangan, epidemi dan perang.

Secara kebetulan, pada 20 Desember, varian baru SARS-CoV-2 ditemukan di ibu kota London dan tenggara Inggris, dengan probabilitas penularan 70%.

Segera, pemerintah Inggris mengeluarkan peringatan level 4 dan memperketat perintah karantina.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved