Ibu dan Anak Tewas Ditembak Tetangganya yang Jadi Polisi, Miris Ternyata Karena Masalah Sepele Ini
Seorang anggota polisi menembak mati seorang ibu dan anaknya yang diketahui tenyata tetangganya sendiri.
“Polisi itu tidak dapat mendapat pembelaan apa pun yang terkait dengan pekerjaannya. Ini akan diperlakukan, diadili, diselidiki seperti kasus pembunuhan biasa,” katanya.
“Keadilan akan dijalankan karena kami melihat buktinya. Presiden tidak akan melindunginya,” sambungnya.
Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano pun mengutuk insiden itu.
Ia mengatakan insiden itu adalah kejahatan "terisolasi" yang tidak boleh digunakan untuk mendefinisikan keseluruh pasukan polisi.
"Ini adalah insiden yang tidak menguntungkan tetapi terisolasi. Dosa Nuezca bukanlah dosa seluruh Kepolisian Nasional Filipina," katanya dalam sebuah pernyataan.
Wakil Pemimpin Minoritas DPR dari Bayan Muna, Carlos Zarate membantah pernyataan Ano.
Ia mengatakan budaya bunuh membunuh dari pemerintahan Duterte di polisi dan militer memungkinkan keadaan impunitas yang memburuk di negara itu.
Dia menyebutkan kematian pensiunan tentara Winston Ragos yang ditembak di sebuah pos pemeriksaan, pemenggalan seorang pria di Baguio yang melibatkan dua petugas polisi
Dan pembunuhan dua orang tua konsultan Front Demokratik Nasional Filipina selama penggerebekan, adalah contoh budaya bunuh membunuh dari pemerintah.
Pemerintahan Duterte telah dikritik karena pembunuhan di luar hukum, pelanggaran hak asasi manusia, dan meningkatnya iklim impunitas sejak Duterte menjabat Presiden pada Juli 2016.
Dalam perang melawan narkoba saja, data menunjukkan 5.903 orang telah tewas dalam operasi anti-narkoba.
Tetapi kelompok hak asasi manusia lokal dan internasional menuduh ribuan lainnya mungkin telah tewas dalam pembunuhan di luar hukum di bawah pemerintahan Duterte. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Oknum Polisi Tembak Seorang Ibu dan Anak Gegara Ribut Hak Jalan, PNP: Kasus Ini Akan Selesai 30 Hari.