Berita Nasional

HARGA Daging Babi Saingi Daging Sapi di Siantar, Warga Beralih Beli Daging Aili yang Lebih Murah

Harga daging babi per kilogram merangkak naik menyaingi harga sapi. Di Kota Pematangsiantar, harga rata-rata daging babi mencapai Rp 110 ribu per

Editor: Andreas Eko Prasetyo
ALIJA / TRIBUN MEDAN
Pedagang daging babi di Jalan Gereja, Kelurahan Aek Nauli, Kecamatan Siantar Selatan, Kota Pematangsiantar, Rabu (16/12/2020) 

TRIBUNJAMBI.COM, SIANTAR - Harga daging babi sampai menyaingi daging sapi di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. 

Ya, kenaikan itu menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021.

Harga daging babi per kilogram merangkak naik menyaingi harga sapi.

Di Kota Pematangsiantar, harga rata-rata daging babi mencapai Rp 110 ribu per kilogramnya.

Noel Lingga, salah satu pemasok daging babi menyampaikan beberapa Minggu terakhir, harga daging babi meningkat mulai dari awalnya Rp 55 ribu, kini menjadi Rp 110 ribu.

"Kemarin per kilogram itu Rp 55 ribu, terus naik jadi Rp 60 ribu, Rp 80 ribu sampai sekarang, harga rata-rata Rp 110 ribu," ujar Noel yang juga merupakan anggota DPRD Pematangsiantar ini.

Baca juga: Ramalan Shio 14 Desember 2020 - Shi Kambing, Anjing dan Babi Diprediksi Beruntung

Baca juga: Peruntungan Shio 2021 Paling Lengkap, Shio Babi Panen, Shio Monyet Lancar, Shio Ular Jangan Malas

Baca juga: Ramalan Shio Kamis 10 Desember 2020 - Shio Babi Stres, Takut dan Putus Asa, Shio Kuda Habiskan Uang

Noel menyebut dugaan harga babi terus meningkat lantaran pasokan babi dari peternak minim.

Sebab peternak babi sempat mengalami kesulitan mengembangkan hewan ternak usai dihantam badai virus hog cholera setahun lalu.

Itu sebabnya, banyak babi yang tak cukup umur untuk dipotong dan didistribusikan ke pedagang.

"Kalau melihat suasana saat ini, sangat mungkin harga babi naik terus mendekati natal dan tahun baru 2021. Mau bagaimana, beternak babi, eh mati terus," ujar Noel.

Sebagai wakil rakyat Pematangsiantar, yang notabene warganya banyak mengonsumsi babi, Noel berharap Pemko Pematangsiantar melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat mengakomodir kebutuhan daging babi.

Harapannya itu diperkuat lantaran beternak babi di Siantar memang sulit karena diatur oleh undang-undang.

"Karena beternak babi di Siantar sulit.

Harapan kita bagaimana perusahaan daerah, seperti PD PAUS bisa membuat peternakan babi. Kira kira itu harapannya," tutur Noel.

Sementara itu, pantauan wartawan, Rabu (16/12/2020) sejumlah pengendara setiap menitnya melipir ke dagangan babi hutan atau biasa disebut 'aili' di Jalan Gereja, Kelurahan Aek Nauli, Kecamatan Siantar Selatan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved