Ratusan Pelajar Terkonfirmasi Positif Corona, 4 Guru Meninggal, Tatap Muka Mulai Januari Terancam?
Bahkan, empat guru SMP di Kabupaten Kudus meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19 dalam waktu yang berdekatan.
TRIBUNJAMBI.COM - Menteri Pendidikan berencana membuka kembali persekolahan tatap muka mulai Januari 2020.
Di beberapa tempat, sekolah tatap muka sudah dimulai, meski kasus corona terus menunjukkan tren naik.
Terjadi di Jawa Tengah ratusan siswa terkonfirmasi positif corona.
Akankah ini mengancam rencana pemerintah? Apakah sekolah tatap muka akan tetap dibuka dalam waktu dekat.
Diketahui, terdapat ratusan pelajar SMK Negeri Jateng di Semarang terkonfirmasi positif Covid-19 usai menjalani tes usap (swab).
Baca juga: INGAT Paspampres Ganteng Daniel Darryan yang Dulu Viral, Begini Nasibnya Kini & Penampilan Sekarang
Baca juga: Nasib Timor Leste Setelah Lepas dari Indonesia, China Siap Mencaplok, Penduduk Asli Mulai Tersadar
Baca juga: Prediksi Fachrori Umar-Syafril Nursal Raih Dukungan Tertinggi 39,3 Persen, Ada Lima Indikator Utama
Selain itu, munculnya klaster sekolah di salah satu SMP swasta di Jepara.
Bahkan, empat guru SMP di Kabupaten Kudus meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19 dalam waktu yang berdekatan.
Karena kondisi itu, rencana Pembelajaraan tatap muka (PTM) atau sekolah tatap muka di Jawa Tengah yang akan digelar Januari 2021 terancam ditunda.
"Kemungkinan besar (PTM Januari 2021) belum karena kalau kita melihat pertumbuhan di seluruh dunia seperti ini apalagi yang di Jawa aja tumbuhnya kaya gini lebih baik kita hati-hati," ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kepada wartawan, Jumat (4/12/2020).
Ganjar menjelaskan, pihaknya telah melakukan evaluasi pada beberapa sekolah yang tengah melaksanakan uji coba atau simulasi tatap muka di Jateng.
Selain itu, uji coba PTM di Jateng juga sudah ditutup selama dua hari ini.
Seluruh sekolah tersebut, termasuk boarding school yang tidak di bawah pengelolaan Pemprov Jateng diminta untuk melakukan swab test kepada seluruh siswanya.
"Begitu ada (yang terpapar) itu saya minta langsung tutup dan tidak ada lagi yang lain."
"Memang anak-anak ini OTG semua tetapi kita tidak berani untuk kemudian kita meneruskan kalau nanti tidak ada evaluasinya," katanya.
Menurutnya, sekolah yang menerapkan boarding school dengan pengawasan ketat saja masih ada potensi untuk penularan.