Virus Corona
Anggota DPR Nilai Peringatan Keras Jokowi Soal Kasus Covid-19 Sia-sia, 'Sagtas Harus Dievaluasi'
Saleh Daulay menilai, peringatan keras yang akan diberikan Presiden Joko Widodo jika kasus Covid-19 kembali meningkat, tidak membawakan hasil.
Melalui peringatan ini, Jokowi ingin daerah yang mengalami peningkatan kasus Covid-19 segera melakukan perbaikan. Jangan sampai, angka tersebut terus meningkat dan penyebaran virus semakin meluas.
"Dan di beberapa kota, kabupaten itu ada kenaikan. Itu segera dikejar dan dihentikan, jangan sampai terus menanjak ke atas. Dan juga 1, 2, 3 provinsi yang perlu diberikan perhatian," ujarnya.
Baca juga: Rumah Dinas Edhy Prabowo di Widya Chandra Digeledah KPK, Edhy Terima Uang Suap Rp 3,4 Miliar
Baca juga: Ferdinand Hutahean Melawan, Ancam Laporkan Balik Muswira Jusuf Kalla, Saya Punya Hak Hukum
Baca juga: Dilaporkan ke Polisi, Ferdinand Hutahaean Berkelit Kalau Kicauannya Tidak Menyerang Jusuf Kalla
Jokowi mengakui bahwa angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia masih melebihi rata-rata dunia yakni 3,1 persen.
Di dunia, angka kematian akibat virus corona sebesar 2,32 persen.
Menurut Jokowi, hal ini masih perlu untuk terus diperbaiki. Namun demikian, kabar baiknya, data per 30 November 2020 menunjukkan bahwa tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia mencapai 83,6 persen.
Angka ini lebih baik dari rata-rata dunia yang mencatatkan angka kesembuhan sebesar 69,03 persen. Besaran kasus aktif Covid-19 juga diklaim terus membaik.
Pada September, kasus aktif di Indonesia mencapai 16,69 persen. Angka ini menurun pada bulan Oktober menjadi 14,26 persen. Sedangkan pada bulan November angka ini kembali turun menjadi 13,75 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peringatan Keras Jokowi Dinilai Tak Efektif, Anggota Komisi IX: Sebaiknya Evaluasi Kinerja Satgas Covid-19"