Berita Nasional

KEHEBATAN Tontaikam, Satuan Elite Kodam Jaya yang Disebut Bisa Rusak Psikologis Kelompok Ali Kalora

Melalui Panglima TNI, Tentara Nasional Indonesia mengerahkan satuan-satuan "pemburu" untuk mengejar kelompok Mujahidin Indonesia Timur ( MIT)

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Twitter/Kostrad
Tontaipur pertama kali Iahir dengan nama Tontaikam Brigade, diprakarsai oleh gagasan Letnan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu semasa menjabat sebagai Panglima Kostrad. 

Sama seperti Yonkav, tontaikam ini diharapkan juga mampu memberikan efek tekanan psikologis kepada para pengacau keamanan.

Baca juga: Download Lagu MP3 Mahameru Dewa 19 dan Lirik Lagu Mahameru sebuah legenda tersisa

Baca juga: 9 Misteri di Gunung Semeru dari Mbah Dipo hingga Ikan Mas Ranu Kumbolo

Baca juga: Promo Hypermart Weekend 1-3 Desember 2020, Susu Popok Buah Keju Kentang Kopi Mie Instan

Tontaikam memiliki kemampuan untuk menyajikan Intelijen dalam rangka mendukung tugas Brigif, baik dalam operasi intelijen, operasi tempur, baik dalam pembinaan teritorial maupun operasi bantuan.

Dikutip dari laman Wikipedia, awalnya, penugasan tontaikam ini lebih dominan untuk menjaga kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan. Peleton ini sudah memiliki pengalaman dalam pengamanan, seperti KTT Non Blok 1992, APEC 1994, KTT OKI 1997, termasuk menjaga Ibu kota pada saat-saat kritis keamanan ketika berlangsung Pemilu dan Sidang Umum MPR 1998 serta Sidang Istemewa 1999.

Selain itu terdapat satu tugas yang cukup memberikan pengalaman tersendiri bagi para personel Tontikam adalah pengamanan kedatangan Presiden AS George W. Bush ke Bogor tahun lalu.

Pengamanan orang nomor satu AS ini memang cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia pada saat itu.

Dalam tugas pengamanan VVIP/VIP, Tontaikam di BP kan ke Paspampres (Pasukan Pengaman Presiden) dan biasanya setelah melakukan koordinasi, lalu mereka dimasukkan ke check-point yang telah ditentukan. Konsekuensi lingkup tugas peleton ini sudah pasti masuk dalam katagori “Ring satu”.

Tugas pengaman VVIP/VIP tidak terbatas pada wilayah ibu kota Jakarta. Tontaikam juga pernah dikerahkan untuk mengamankan kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan ketika melakukan kunjungan kerja ke Aceh, pasca tsunami.

Kebutuhan ini diperlukan karena kala itu di wilayah tersebut memang tidak memiliki satuan pengamanan yang spesifik seperti yang dimiliki Tontaikam.

Kendala geografis

Mabes Polri mengungkapkan tim gabungan TNI-Polri mengalami sejumlah kendala dalam menangkap jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang diduga dalang pembunuhan satu keluarga di Dusun 5 Lewonu, Sigi, Sulawesi Tengah.

Asisten Kapolri bidang Operasi, Irjen Imam Sugianto menyampaikan kesulitan yang paling mencolok adalah letak geografis daerah pelarian pelaku yang memasuki pegunungan dan hutan di Sigi.

"Tingkat kesulitannya tinggi terutama geografi di Sulawesi Tengah. Operasi kami optimalkan dan coba kami evaluasi untuk diubah," kata Irjen Imam kepada wartawan, Selasa (1/12/2020).

Imam menyampaikan Polri juga telah dibantu oleh pasukan yang berasal dari TNI.

Baca juga: 3 Pasangan Digaruk di Hotel Jambi, Ingat Janda 40 Tahun Asal Jakarta 2 Hari di Kamar vs Brondong

Baca juga: Operasi Pekat Siginjai, Polda Jambi Amankan Tiga Pasang Kekasih Dalam Satu Kamar Hotel

Baca juga: Kasus HIV AIDS di Provinsi Jambi Tahun Ini Mencapai 650 Kasus

Nantinya, pasukan ini akan membantu pemburuan pelaku yang bertanggung jawab atas pembunuhan kejam di Dusun 5 Lewonu, Sigi.

"Kami sudah koordinasi dengan TNI dan ada penambahan personel dari TNI 100 orang. Sedang kami proses keberangkatan," jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved