WIKIJAMBI
WIKIJAMBI: Mengenal Dr Filius Chandra, Ketua STIKes Baiturrahim Inisiator Wisuda di Puncak Marapi
Dr Filius Chandra, SE, MM merupakan tokoh yang mencuri perhatian masyarakat akhir-akhir ini. Dia merupakan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Nani Rachmaini
Dia bersama timnya melangsungkan wisuda di pucak gunung setinggi 2891 meter dari permukaan laut.
Filius adalah otak dari pemecahan rekor Muri tersebut. Dia bersama tim menaklukkan puncak Marapi sekaligus memecahkan rekor Muri di sana.
Ide itu muncul pada Juli 2020 lalu, saat dia sedang di pesanggrahan Gunung Singgalang. Dia melihat unggahan perayaan di puncak gunung.
Saat itu juga, terbesit di benaknya untuk melangsungkan wisuda, apa lagi belum ada yang melaksanakan wisuda di puncak gunung. Kenapa bukan saya, batinnya saat itu.
Dia langsung bertanya pada beberapa pendaki yang turun dari puncak, suatu sore di bulan Juli lalu. Yang pertama dia tanya adalah jaringan alias sinyal, karena di sisi lain pelaksanaan wisuda juga membutuhkan jaringan yang memadai.
Sayangnya, di puncak Gunung Singgalang, kondisi jaringan kurang memadai. Tapi di Marapi, ada.
Pulang dari sana, dia langung menyampaikan ide luar biasanya. Tidak tanggung-tanggung, dia juga membicarakan itu pada pihak Muri.

Gayung bersambut. Filius mulai membentuk tim. Mereka mulai latihan fisik untuk mewujudkan mimpi itu. Mulai dari lari, angkat beban, hingga latihan ringan.
Akhir Agustus, ekspedisi pertama dilakukan. Tim dari STIKBA Jambi, mendaki Marapi untuk memastikan kondisi.
Semuanya aman. Terkendali. Mereka menemukan titik-titik strategis. Lalu pulang.
Sempat cedera saat turun gubung pada ekspedisi pertama, Filius tidak menyerah. Dia harus memastikan mimpi itu terwujud.
Latihan fisik terus dilakukan. Oktober, mereka coba menaklukkan Singgalang untuk pemanasan. Yang dikira biasa-biasa saja, ternyata cukup menantang. Jalur Singgalang yang landai namun ekstrem itu akhirnya takluk.
Menaklukkan Singgalang tidak membuat latihan kendor. Persiapan makin serius. Filius juga telah menghubungi orang-orang yang akan mengabadikan kisah mereka. Tiga anak muda asal Lombok dipercayakan untuk menjadi pengabadi momen-momen yang barangkali hanya terjadi sekali seumur hidup.
Persiapan kesehatan juga dilakukan. Mereka memastikan diri bebas corona. Berangkat pada 9 November 2020, bermalam di Bukittinggi, dan melalukan pendakian pada 11 November 2020 pagi.
Setelah dilepas wali nagari (setingkat kepala desa) Batu Palano, mereka bergerak. Jelang sore sampai puncak.
Malam harinya, badai mengepung. Di dalam tenda, mereka berlindung.
Pagi hari, reda. Matahari muncul dari timur. Memancar pada Danau Singkarak yang tampak dari puncak. Tapi sinyal belum ditemukan. Sampai menjelang pukul delapan, mereka temukan kejutan.
Wisuda berjalan lancar. Muri terpecahkan.
*Targetkan Rekor Lain