Berita Nasional
Beredar Isu Dicopot, Mayjen Dudung Abdurachman Tak Takut, Pernah Jual Koran, Ngaku Sering Kesusahan
Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengaku dirinya tak khawatir dan takut jika harus dicopot dari jabatannya.
Beredar Isu Dicopot, Mayjen Dudung Abdurachman Tak Takut, Pernah Jual Koran, Ngaku Sering Kesusahan
TRIBUNJAMBI.COM - Pascaaksi pencopotan baliho dan spanduk Habi Rizieq oleh anggot TNI, beredar isu Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman akan dicopot.
Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengaku dirinya tak khawatir dan takut jika harus dicopot dari jabatannya.
Isu pencopotan Dudung karena menindak tegas baliho Habib Rizieq menimbulkan pro kontra.
Meski begitu, Dudung mengatakan dirinya tak pernah takut bila hal tersebut justru berdampak pada jabatannya saat ini sebagai Pangdam.
Baca juga: Ketua FPI Pekanbaru Jadi Tersangka, Bubarkan Deklarasi 45 Ormas Tolak Kedatangan Rizieq Shihab
Baca juga: Karni Ilyas Diserang Warganet Gegara Tema ILC TV One Semalam, Baliho Rizieq Shihab Ikut Diungkit
Baca juga: ILC TV One Buka-bukaan Anies Baswedan Dipanggil Polisi, Arteria Dahlan Sampai Sedih Gubernur Dicopot
"Dulunya (saya) tukang koran. Jadi kalau saya jadi Pangdam (sudah) bersyukur banget dan Bapak saya cuma PNS. Jadi misalnya dicopot gara-gara ini, copot lah, saya nggak pernah takut, benar saya nggak takut," jelasnya di Makodam Jaya, Senin (23/11/2020).
Dudung pun mengaku sudah sering merasa kesusahan hidup, jadi yang terjadi padanya sekarang tak membuatnya gentar.
"Dulunya (saya) tukang koran. Jadi kalau saya jadi Pangdam (sudah) bersyukur banget dan Bapak saya cuma PNS. Jadi misalnya dicopot gara-gara ini, copot lah, saya nggak pernah takut, benar saya nggak takut," jelasnya di Makodam Jaya, Senin (23/11/2020).
Kehidupan sewaktu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bandung yang dijalani sebagai loper koran, membuatnya tak takut bila sewaktu-waktu ia harus kehilangan jabatannya.

Pasalnya, ia sudah terbiasa menjalani hidup secara sederhana hingga harus memilih masuk sekolah siang demi berjualan koran di pagi harinya.
"Sepeninggalan bapak itu bisa jualan pasar keliling warung-warung ke Kodam, ke kantin. Pas ke sekolah SMA kelas X harusnya saya masuk SMA yang pagi, saya bilang ke ibu saya kalau bisa masuknya siang karena saya mengatakan ingin jadi loper koran. Jadi dapatnya siang,"
"Nah jadi kita masuk siang, tapi pagi dari pukul 04.00 WIB sudah berangkat yang beli koran sampai pukul 08.00 WIB. Ada 270 buah koran, ada majalah dan segala macam. Nah setelah itu antar lagi makanan ke Kodam,ke warung-warung dan habis itu biasa nyari kayu bakar. Sebab cara masak apa kayu bakar," jelasnya.
Baca juga: Megawati Minta Menteri Nadiem Luruskan Tulisan Sejarah 1965, Kaitan Dengan Presiden Soekarno
Baca juga: Susi Pudjiastuti Sempat Curiga dengan Edhy Prabowo, Kok Bisa Ada Izin Ekspor Benih Lobster
Baca juga: Puluhan Petugas Penyelenggara Pilkada Serentak di Jambi Positif Covid-19, Ratusan Petugas Reaktif
Menurutnya, langkah tegasnya ini sudah sesuai dengan aturan yang ada.
Pihaknya hanya membantu pemerintah daerah untuk melakukan pencopotan terhadap spanduk, poster hingga baliho yang ilegal.
Sehingga bukan hanya baliho HRS saja melainkan baliho lainnya yang memang jelas ilegal.