Berita Jambi
Suami WFH Sering Menyuruh Istri Jadi Musabab KDRT, Kasus Meningkat di Masa Pandemi Covid di Jambi
Saat ini sudah berada di pengujung tahun. Ternyata tren kekerasan pada 2020 jauh meningkat dari 2019 lalu.
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kekerasan di Jambi meningkat pada 2020. Irawati Sukandar, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Jambi mengatakan hal tersebut dampak dari Covid-19.
Saat ini sudah berada di pengujung tahun. Ternyata tren kekerasan pada 2020 jauh meningkat dari 2019 lalu.
Adanya hari anti kekerasan terhadap perempuan internasional (25/11), membuatnya merasa prihatin.
"Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Jambi itu mengalami kenaikan 70 persen pada data akhir Oktober 2020," kata Irawati, Selasa (24/11/2020).
Pada awal hingga akhir 2019 tercatat 68 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sedangkan 2020 belum berakhir, Oktober kemaren sudah tercatat 115 kasus. Artinya sudah ada penambahan 47 kasus.
Baca juga: One Piece Chapter 997, Prediksi hingga Spoiler, Bagaimana Nasib Marco? Big Mom Mengejar Luffy
Baca juga: Petunjuk Baru Tim Forensik Wajah Pada Video Syur 19 Detik, Polisi Sebut Ada Kemiripan dengan Gisel
Baca juga: Lubang di Jembatan Desa Barembang Penyebab Kemacetan, Polantas Muarojambi Aksi Spontan Timbun
Kata Irawati, perempuan menjadi korban yang mendominasi kasus kekerasan. Menurut data dari 115 kasus, ada 70 kasus kekerasan terhadap perempuan.
Sedangkan dari total 115, kasus kekerasan terbanyak Kota Jambi terdapat di Kecamatan Paal Merah. Ada 17 kasus kekerasan yang tersebar di seluruh kelurahan yang ada dalam kecamatan tersebut.
"Jadi KDRT di Kota Jambi itu mengalami peningkatan. Faktor terbesar yaitu masalah ekonomi," katanya.
Berdasarkan kasus yang ditemui, beberapa keluarga terkena PHK sehingga berdampak pada mental satu di antara pasangan suami istri.
"Ada juga kasusnya karena Work From Home (WFH). Biasanya kan suami berangkat kerja, istri mengerjakan urusan rumah tangga. Nah karena sekarang suami WFH, jadi banyak kasus ketidaksabaran suami lalu dalam sepele juga minta dilayani istri. Sementara istri harus mengerjakan rumah tangga, di situlah awal kekerasan terjadi," ujarnya.
Saat ini DPMPPA sudah membentuk kader yang untuk menangani kasus kekerasan di Kota Jambi. Kader tersebut bertempat di wilayah Paal Merah dengan bekerjasama dengan puskesmas juga polsek setempat.(TribunJambi/Rara Khushshoh Azzahro)
--
Pelaku Masih Didominasi Orang Terdekat, Dinas P3A Catat 15 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak
Kasus pencabulan dan pemerkosaan terhadap anak di Kabupaten Sarolangun pada 2020 terdapat 15 kasus.
Angka ini menurun dibanding 2019, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sarolangun mencatat ada 36 kasus tersebut.
