Berita Jambi

DPMPPA Jambi: Ada Beban Ganda Ketika Nanti Anak Sudah Melaksanakan Pembelajaran Langsung di Sekolah

Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Jambi, menyambut baik tentang 2021

Penulis: Monang Widyoko | Editor: Nani Rachmaini
ist
Ilustrasi. Belajar daring 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Jambi, menyambut baik tentang 2021 akan kembali digelar pembelajaran tatap muka langsung di sekolah.

Menurut Irawati Sukandar, Kepala DPMPPA Kota Jambi, dari sisi terjadinya kekerasan rumah tangga, hal ini mengurangi tingkat stres sebagai pemicu terjadinya kekerasan.

"Banyak orang tua yang mengeluh ke kami, orangtua pusing mengajari anaknya tentang pelajaran di sekolah."

"Mereka yang bukan guru jadi dituntut untuk bisa mengajari anaknya di rumah," ungkap Irawati, Selasa (24/11/2020).

Ia mengatakan ketika anak mulai kembali ke sekolah, tentunya anak dididik oleh tenaga profesional, yakni guru. Sehingga daya serap pelajaran ke anak pun menjadi lebih baik.

Baca juga: Daftar Harga HP Vivo Terbaru Hari Ini 24 November 2020, Vivo Y91C Rp 1,5 jutaan, X50 Pro Rp 10 Juta

Baca juga: Mahasiswi Cantik UIN Jambi, Sari Mulia Aktif Organisasi & Jualan, Perbanyak Pengalaman Selagi Muda

Baca juga: SEDANG TAYANG! ILC TV One Malam Ini, 24 November 2020, Ini Narasumber yang Dihadirkan Karni Ilyas

"Kita juga tidak tahukan kesabaran orang tua mengahadapi anak saat belajar bagaimana. Mungkin saja terjadi kekerasan saat mengajar ketika anak susah mengerti," pendapat Irawati.

"Tingkat stres yang dialami orang tua tentunya akan meningkat. Salah satunya pemicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga ya bisa saja karena hal yang seperti ini," tambahnya.

Dirinya juga berpendapat dengan kembalinya anak ke sekolah, akan menjadi suatu kelegaan bagi orang tua.

"Dibalik kelegaan itu pula terdapat adanya kekhawatiran orang tua terhadap anak. Bagaimana si anak dapat terhindar dari Covid-19. Jadi masalah ini akan menjadi double burden," bebernya.

"Mengurangi resiko penyebaran Covid-19 itukan dengan jaga jarak dan menghindari kerumunan. Apakah sekolah dapat menjamin hal itu," katanya.

Irawati mengatakan pihak sekolah nantinya harus benar-benar memperhatikan protokol kesehatan anak di sekolah. Karena pandemi Covid-19 ini tidak bisa hilang begitu saja.

"Mungkin saat ini kita hanya bisa menunggu vaksin. Jika memang vaksin sudah baik, kemungkinan kita akan bisa melewati pandemi ini dengan baik," tutupnya. (Tribunjambi.com/Widyoko)

--

Suami WFH Sering Menyuruh Istri Jadi Musabab KDRT, Kasus Meningkat di Masa Pandemi Covid di Jambi

 Kekerasan di Jambi meningkat pada 2020. Irawati Sukandar, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Jambi mengatakan hal tersebut dampak dari Covid-19.

Saat ini sudah berada di pengujung tahun. Ternyata tren kekerasan pada 2020 jauh meningkat dari 2019 lalu.

Adanya hari anti kekerasan terhadap perempuan internasional (25/11), membuatnya merasa prihatin.

"Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Jambi itu mengalami kenaikan 70 persen pada data akhir Oktober 2020," kata Irawati, Selasa (24/11/2020).

Pada awal hingga akhir 2019 tercatat 68 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sedangkan 2020 belum berakhir, Oktober kemaren sudah tercatat 115 kasus. Artinya sudah ada penambahan 47 kasus.  

Kata Irawati, perempuan menjadi korban yang mendominasi kasus kekerasan. Menurut data dari 115 kasus, ada 70 kasus kekerasan terhadap perempuan.

Sedangkan dari total 115, kasus kekerasan terbanyak Kota Jambi terdapat di Kecamatan Paal Merah.

Ada 17 kasus kekerasan yang tersebar di seluruh kelurahan yang ada dalam kecamatan tersebut.

"Jadi KDRT di Kota Jambi itu mengalami peningkatan. Faktor terbesar yaitu masalah ekonomi," katanya.

Berdasarkan kasus yang ditemui, beberapa keluarga terkena PHK sehingga berdampak pada mental satu di antara pasangan suami istri.

"Ada juga kasusnya karena Work From Home (WFH). Biasanya kan suami berangkat kerja, istri mengerjakan urusan rumah tangga."

Baca juga: BREAKING NEWS: RSU Permata Hati Bungo Tutup Pelayanan Sementara, Berikut Isi Suratnya 

Baca juga: Cara Mendaftar PPPK Guru Honorer Tahun 2021, Ini Syarat dan Alur Pendaftaran PPPK 2021

Baca juga: INI Faktor Utama Dimas Ramadhan Bisa Mirip Raffi Ahmad, Ayah Mereka Masing-masing Jadi Sorotan

"Nah karena sekarang suami WFH, jadi banyak kasus ketidaksabaran suami lalu dalam sepele juga minta dilayani istri. Sementara istri harus mengerjakan rumah tangga, di situlah awal kekerasan terjadi," ujarnya.

Saat ini DPMPPA sudah membentuk kader yang untuk menangani kasus kekerasan di Kota Jambi.

Kader tersebut bertempat di wilayah Paal Merah dengan bekerjasama dengan puskesmas juga polsek setempat.

(TribunJambi/Rara Khushshoh Azzahro) 

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved