41 Masjid Diduga Terpapar Radikalisme, Ustaz NU, Muhammadiyah, dan MUI akan Ceramah di Masjid BUMN
Sejumlah ustaz atau kiyai NU telah memulai mengisi pengajiann di sejumlah masjid yang dikelola perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA-- Saat ini, sejumlah ustaz atau kiyai NU telah memulai mengisi pengajiann di sejumlah masjid yang dikelola perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri BUMN Erick Thohir akan membanjiri masjid-masjid BUMN dengan penceramah dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dan dalam waktu dekat ini, Menteri Erick Thohir juga akan membuat kontrak kerja sama dengan PB Muhammadiyah dan MUI agar ormas-ormas tersebut juga bisa mengirimkan ulama untuk mengisi pengajian.
Baca juga: Nekat Undang 2.000 Orang, Acara Pernikahan Anak Kepala BPBD di Sumbar Dibubarkan Paksa Polisi
"Menurut Meneg BUMN kpd saya akan segera dijajagi juga MoU dgn Muhammadiyah dan MUI agar ormas-ormas tsb bisa mengirim penceramah di masjid-masjid dan Majelis Ta'lim di lingkungan BUMN," ujar Mahfud MD.
Menurut Mahfud MD, saat ini Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah berjalan adalah dengan NU yang telah menghadirkan para ustaz untuk mengisi pengajian di masjid BUMN.
"MoU baru dilakukan dgn NU, yg lain menyusul nanti," ujar Mahfud MD.
Baca juga: Mendagri Bisa Berhentikan Kepala Daerah, Dirjen Adwil Safrizal: Emang Enggak Bisa, Siapa Bilang Bisa
Mahfud membuat cuitan di twitter disertai link berita yang menyebutkan bahwa Erick Thohir datangkan ulama NU untuk berceramah di 22 masjid BUMN.
@mohmahfudmd: Menurut Meneg BUMN kpd saya akan segera dijajagi juga MoU dgn Muhammadiyah dan MUI agar ormas-ormas tsb bisa mengirim penceramah di masjid-masjid dan Majelis Ta'lim di lingkungan BUMN. MoU baru dilakukan dgn NU, yg lain menyusul nanti.
Baca juga: Fakta Penangkapan Millendaru, Barang Bukti hingga Keponakan Ashanty Bersama Pria di Hotel
41 Masjid BUMN Terpapar Radikalisme
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 41 masjid BUMN diduga terpapar ajaran radikalisme yang disampaikan oleh para penceramah di masjid tersebut.
Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara ( BIN) Wawan Hari Purwanto mengungkapkan, temuan soal 41 masjid di lingkungan pemerintah yang terpapar radikalisme didapat dari hasil survei oleh Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Nahdlatul Ulama.
Temuan tersebut diungkapkan Kasubdit di Direktorat 83 BIN, Arief Tugiman, dalam diskusi terkait peran ormas Islam dalam NKRI, di kantor Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Jakarta, beberapa waktu silam.
Wawan menuturkan, hasil survei tersebut kemudian didalami lebih lanjut oleh BIN.
"Survei dilakukan oleh P3M NU, yang hasilnya disampaikan kepada BIN sebagai early warning dan ditindaklanjuti dengan pendalaman dan penelitian lanjutan oleh BIN," kata Wawan, saat ditemui di Restoran Sate Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/11/2018).
Kategori radikalisme tersebut, lanjut dia, dilihat dari konten yang dibawakan penceramah di masjid tersebut.
Ia menuturkan, terdapat sekitar 50 penceramah dengan konten yang menjurus radikalisme.
"Jadi, konten ceramahnya yang kita utamakan, karena itu kan setahun sudah ada daftar penceramahnya, kalau masjidnya sih enggak ada yang radikal, tapi penceramahnya," terang dia.
Dia menuturkan, keberadaan masjid di lingkungan pemerintah seharusnya steril dari hal-hal yang berbau radikal.
Hal tersebut merupakan salah satu upaya BIN menjaga persatuan di Indonesia.
Ke depannya, BIN berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pemberdayaan agar tercipta ceramah yang lebih sejuk.
"Hal tersebut adalah upaya BIN untuk memberikan early warning dalam rangka meningkatkan kewaspadaan, tetap menjaga sikap toleran dan menghargai kebhinekaan," ujar dia.
"Selanjutnya dilakukan pemberdayaan Da'i untuk dapat memberikan ceramah yang menyejukkan dan mengkonter paham radikal di masyarakat," sambung dia. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan BIN soal 41 Masjid di Lingkungan Pemerintah Terpapar Radikalisme", Penulis : Devina Halim