Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Yesus Kristus sebagai Juruselamat Dunia
Bacaan Ayat: Matius 1:18 (TB) - Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf
Yesus Kristus sebagai Juruselamat Dunia
Bacaan Ayat: Matius 1:18 (TB) - Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
Oleh: Pdt Feri Nugroho S.Th
Siapakah Yesus itu?
Menjadi pertanyaan yang terus menerus dipertanyakan dan diperdebatkan jawabannya disepanjang sejarah hadirnya iman Kristen.
Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh orang yang belum percaya, juga oleh mereka yang sudah percaya.
Jawaban yang peroleh-pun sangat beragam, bergantung pada paradigma atau cara berfikir masing-masing orang yang menjawabnya.
Bahkan keempat Injil memberikan jawaban yang dinamis tentang identitas diri Yesus: masing-masing didasarkan pada sudut pandang pengenalannya secara pribadi, maupun penekanan tertentu tentang berita yang hendak disampaikan.
Seseorang yang ingin mengetahui identitas diri Yesus perlu bersikap jujur dengan memahami secara utuh identitas-Nya, bukan sebatas pada kitab atau ayat tertentu dalam Alkitab, tetapi melihatnya secara utuh dari Kitab Kejadian sampai dengan Kitab Wahyu.
Pengenalan yang hanya didasarkan pada satu sisi, akan menjadi pincang; tidak akan bisa memberikan gambaran secara utuh tentang Yesus.
Dari segi sejarah, Yesus hidup sebagai orang Yahudi.
Ia lahir dari keluarga Yahudi, dalam garis keturunan suku Yehuda, yang kemudian dikenal sebagai bangsa Yahudi.
Yesus dikenal sebagai seorang pengajar yang cerdas pada masa-Nya.
Ia mampu menarik perhatian banyak orang untuk menjadi murid-murid-Nya.
Pengajaran-Nya bersifat membebaskan dalam kedewasaan.
Ia mengajak pendengar-Nya untuk menemukan sendiri jawaban atas pergumulan hidupnya.
Melalui banyak perumpamaan, Ia menjangkau kaum awam untuk menemukan kebenaran dengan cara sederhana.
Bagi para ahli Taurat dan Imam, dan kelompok Saduki serta Farisi: pengajaran-Nya terasa janggal karena seringkali menabrak aturan baku yang sudah ada.
Bahkan, Ia dianggap sebagai penyesat, karena beberapa pernyataan-Nya terkesan menyamakan diri sebagai Tuhan; padahal Dia diketahui oleh umum sebagai manusia biasa yang sama dengan mereka.
Injil Matius membawa pesan menarik untuk diperhatikan ketika dalam tulisannya menyatakan bahwa, Maria yang sedang bertunangan dengan Yusuf, telah mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri.
Hal ini paralel dengan berita Kitab Kejadian yang menyatakan bahwa keturunan seorang perempuan akan meremukkan kepala ular; dan Kitab Yesaya yang menyebutkan bahwa seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Imanuel (Allah menyertai kita).
Padahal dua kitab tersebut telah ditulis ratusan tahun sebelumnya.
Injil Matius hendak menegaskan tentang kelahiran-Nya yang ajaib: bukan kelahiran secara biologis, karena perjumpaan sel sperma dengan ovum, dalam sebuah pernikahan; tetapi karena kehendak Allah sendiri dalam kuasa Roh Kudus (yaitu Roh Allah sendiri), sehingga ada bayi Yesus dalam rahim Maria.
Dalam bahasa yang sederhana, Allah hanya meminjam rahim Maria untuk mewujud menjadi manusia yaitu Yesus.
Hal ini ditegaskan dalam Injil Yohanes yang mengatakan bahwa: pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita.
Kelahiran-Nya yang ajaib ini membawa konsekuensi logis, bahwa Yesus itu suci.
Dia tidak berdosa.
Itu artinya, keberadaan diri-Nya berbeda dengan manusia pada umumnya, karena manusia sejak dalam kandungan telah berdosa.
Perlu dipahami bahwa sampai dengan saat ini, satu-satunya yang suci dan tidak berdosa dalam kehidupan hanyalah Allah sendiri.
Kenyataan bahwa Yesus adalah Firman Allah yang menjadi manusia semakin ditegaskan oleh keempat Injil yang menulis bahwa ketika Yesus berkata-kata, Ia langsung berkata-kata berdasarkan otoritas-Nya sendiri sebagai Firman Allah.
Tidak pernah ada pernyataan dari Yesus yang mengatakan, "Firman Tuhan datang kepada-Ku....".
Dalam setiap perkataan-Nya selalu dinyatakan, "Aku berkata kepadamu..".
Sebagai Firman Allah yang menjadi manusia, maka Dia adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia.
Pengenalan tersebut tidak mudah dipahami.
Lebih mudah bagi seseorang untuk menyebut Yesus sebagai nabi, karena ajaran-Nya; yang lain menyatakan Yesus sebagai utusan Tuhan, karena Dia membawa pesan kebaikan dari Allah;
Memahami Yesus hanya sebagai nabi yang diutus Allah, biasanya hanya didasarkan pada sepenggal cerita dari 66 kitab yang ada dalam Alkitab.
Atau hanya didasarkan pada pemahaman lama dalam sejarah, dimana Tuhan menyampaikan kehendak-Nya memakai seorang utusan yang disebut nabi.
Namun ketika membaca Alkitab secara utuh, tentang kelahiran-Nya, karya-Nya, pelayanan-Nya, kematian dan kebangkitan-Nya; maka pengenalan yang utuh baru akan kita dapatkan.
Pesan Injil Matius tentang kelahiran-Nya membuat kita semakin kokoh dalam iman, bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia.
Dia bukan hanya guruselamat, yang mengajarkan tentang jalan keselamatan atau cara untuk selamat.
Yesus adalah Juruselamat, yang menjadikan diri-Nya sendiri sebagai jalan untuk selamat.
Hanya penghuni sorga yang dapat mengetahui jalan ke sorga.
Hanya yang berasal dari sorga, yang akan bisa membawa ke sorga.
Sudahkan kita merespon dengan percaya? Amin
Renungan oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Palembang
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/18112020_yesua.jpg)