Misi Berbahaya

VIDEO: Misi Berbahaya Pasukan Elite TNI, Perompak GAM Pernah Ditipu Sampai Dijuluki Hantu Laut

Aksi pasukan elit Indonesia ini bahkan pernah mengemban misi hampir mustahil, atau mission impossible. Satu misi dari satuan elite TNI AL

Editor: Nani Rachmaini

Kopaska bekerja sama dengan salah satu operator telekomunikasi di Jakarta untuk membantu penyadapan tersebut.

Salah seorang anggota tim Kejar di ujung telepon berpura-pura sebagai pihak operator kapal.

Saat negosiasi berlangsung nomor yang dipakai penyandera terlacak masih berada di kawasan Perlak.

Semula GAM meminta tebusan antara Rp 250 juta – Rp 500 juta namun kemudian keduanya sepakat akan menebus nahkoda dan KKM kapal dengan uang sebesar Rp. 60 juta dan akan ditransfer secara bertahap lewat sebuah bank BUMN.

“Awalnya kami mau antar sendiri uangnya, tapi mereka tidak mau, takut ditipu. Jadinya kami transfer Rp. 20 juta dulu lewat bank di Lhoksumawe,” tutur Kopral Satu (Koptu) Totok yang saat itu menjadi salah satu anggota tim Kejar berpangkat Kopral dua.

Setelah sepakat, si ‘operator kapal’ yang sebenarnya anggota Tim Kejar menghubungi kembali si penyandera untuk memberi tahu bahwa uang telah ditransfer dan dapat diambil.

Saat itu tim lain di Jakarta yang bertugas mengawasi penyadapan telepon mendeteksi lokasi nomor tersebut sudah berpindah ke kawasan Lhoksumawe.

Artinya, si anggota separatis ini sudah mendekati bank. Tepat seperti yang diharapkan!

Merasa kesempatan tidak datang 2 kali, Tim Kejar Kopaska langsung berkoordinasi dengan pihak bank dan membagi tugas.

Satu anggota tim langsung berganti peran menjadi teller bank, sedangkan anggota tim lainnya menyamar menjadi nasabah.

Waktu terus berjalan, anggota tim mulai cemas, jangan-jangan buruannya keburu tahu kalau dirinya masuk jebakan.

Baca juga: VIDEO: Kabar Duka, Pahlawan Covid dr Tobroni Ayub dari Bungo Wafat, Sejawat Sedih dan Gemetar

Baca juga: Spoiler Start Up Episode 11, Kebenaran Mengenai Do San Terungkap

Di tengah rasa khawatir yang menggantung di hati, tiba-tiba orang yang ditunggu-tunggu datang.

Ia masuk dengan santai, Tim Kejar juga berusaha keras untuk memainkan perannya bak pemain teater, si Teller melayani layaknya Teller, dan si nasabah berlagak layaknya nasabah.

“Sebentar ya, pak, sistemnya agak bermasalah. Tunggu sebentar,” kata si Teller yang berusaha mengulur waktu. Si target manggut-manggut saja.

Saat sedang menunggu itulah beberapa ‘nasabah’ langsung menyergap target yang bernama Syafrizal Sofyan itu.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved