Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Membangun Kehidupan Keluarga yang Dewasa dalam Iman
Bacaan ayat: Amsal 31:30 (TB) - Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
Membangun kehidupan Keluarga yang Dewasa dalam Iman
Bacaan ayat: Amsal 31:30 (TB) - Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
Oleh: Pdt Feri Nugroho

Tidak bisa dipungkiri bahwa budaya manusia telah menciptakan sekat pemisah yang tajam antara laki-laki dengan perempuan.
Dalam banyak budaya, laki-laki dipandang dan dinilai lebih berharga dari pada perempuan.
Agak pincang, jika laki-laki dipandang berperan dalam kehidupan, namun ketika dalam sebuah keluarga terjadi kegagalan mendidik anak, yang dipersalahkan justru perempuan yang menjadi ibu dalam keluarga tersebut.
Alkitab memberitakan secara konsisten, bahwa Tuhan menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan yang kedudukannya setara dan sepadan dihadapan Allah, meskipun mengambil peran gang berbeda dalam kehidupan.
Laki-laki dan perempuan dikehendaki oleh Tuhan untuk menjadi Penolong yang sepadan: tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Masing-masing mempunyai peran yang berbeda, namun perlu terus mengembangkan sikap menghargai dan menghormati.
Masing-masing mempunyai potensi yang berbeda dalam mengembangkan kehidupan, maka sudah selayaknya dibangun sebuah hubungan yang setara agar dapat saling menerima dan membangun.
Sejalan dengan pemahaman tersebut, catatan Amsal menjadi menarik, karena memberikan pengajaran yang berharga tentang peran dan tanggung jawab seorang perempuan dalam keluarga.
Perempuan yang telah menjadi seorang ibu dalam sebuah keluarga, adalah perempuan yang telah dewasa secara spiritual.
Hal ini ditandai dengan hidup takut akan Tuhan. Ia tidak terjebak pada kemolekan dan kecantikan jasmani, dan menempatkan relasi dengan Tuhan diatas segala-galanya.
Selanjutnya, kedewasaan seorang perempuan akan diuji dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Ia memiliki kepekaan sosial yang baik, ditandai dengan sikap suka menolong dan membantu sesamanya yang berkekurangan.
Ia menjadi seorang istri yang menjunjung tinggi martabat pasangannya dihadapan orang lain.