Berita Nasional

Jenderal TNI Ditilang Polisi, Mulai dari Kapolda Turun Tangan hingga Polantas Kaget Saat Lihat SIM

Ya, kisah ini merupakan cerita 2 aparat Indonesia, TNI dan Polri saat bersinggungan dalam menjalankan tugasnya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Wikipedia
Mayjen TNI Poniman dan Widodo Budidarmo 

Dikutip dari Wikipedia, Bambang Sugeng lahir di Tegalrejo, Magelang, 31 Oktober 1913 dan meninggal di Jakarta, 22 Juni 1977 pada umur 63 tahun.

Selain berkarier di dunia militer, Bambang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, Jepang, dan Brasil.

Saat Soeharto masih berkuasa, ada satu sosok jenderal TNI yang cukup fenomenal dan bahkan berani menggebrak meja di rumah keluarga cendana

Sosok jenderal TNI yang memiliki popularitas cukup tinggi di kalangan ABRI (sekarang TNI) itu bernama Jenderal M Jusuf

Sosok jenderal TNI M Jusuf ini diungkap oleh Prof Salim Haji Said, Ph dalam bukunya yang berjudul 'Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto'

Dalam buku tersebut dituliskan popularitas Jenderal Muhammad Jusuf saat itu sempat membuat Soeharto gusar

Jenderal Muhammad Jusuf dilantik sebagai Menhankam/Pangab pada tahun 1978.

Banyak yang kaget atas pengangkatan ini lantaran Jenderal M Jusuf sudah hampir 14 tahun tidak berkarier di militer.

Perlu diketahui, sejak 1965, Muhammad Jusuf sudah menjadi Menteri Perindustrian.

Namun, saat Soeharto yang berkuasa, Jenderal M Jusuf diangkat menjadi Panglima ABRI.

Menariknya, dalam perjalanannya sebagai Panglima ABRI, Jenderal M Jusuf kerap meninjau langsung ke barak-barak tentara di berbagai daerah.

Tak heran jika Jenderal M Jusuf sangat dicintai prajuritnya.

Salim Said menyebut popularitas Jenderal M Jusuf menyaingi Soeharto kala itu.

Kabarnya, hal ini membuat Soeharto sempat `cemburu' melihat popularitas jenderal dari Bugis itu.

Tak hanya dicintai prajuritnya, Jenderal M Jusuf juga dikenal tegas dan tak ada rasa takut.

Pada suatu waktu ada pertemuan di kediaman pribadi Presiden Soeharto, di Jalan Cendana, Jakarta Pusat.

Pertemuan itu dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara.

"Adalah Mendagri (Jenderal Amir Mahmud) yang bicara pertama kali, (bahwa) dengan semakin populernya Jenderal Jusuf selaku Menhankam/Pangab, maka diduga ada 'ambisi-ambisi tertentu Jenderal Jusuf yang perlu ditanyakan kepada yang bersangkutan."

"Tiba-tiba, Jenderal Jusuf menggebrak meja dengan tangannya. Dengan suara keras, dia berkata; Bohong! Itu tidak benar semua. Saya ini diminta untuk menjadi Menhankam/Pangab karena perintah Bapak Presiden."

"Saya ini orang Bugis. Jadi, saya tak tahu arti kata kemanuggulangan yang bahasa Jawa itu. Tapi, saya laksanakan perintah itu sebaik-baiknya tanpa tujuan apa-apa," tulis Salim Said.

Gebrakan meja Jenderal M Jusuf mengejutkan semua yang hadir.

Soeharto langsung membubarkan pertemuan yang baru beberapa menit berlangsung di kediaman pribadinya itu.

Sejak itu, hubungan Jenderal M Jusuf dengan Soeharto dikabarkan mulai dingin.

Jenderal M Jusuf jarang mengikuti sidang kabinet yang dipimpin Soeharto di Bina Graha.

Jenderal M Jusuf kemudian digeser oleh Soeharto menjadi Kepala Badan Pemeriksa Keuangan.

Setelah itu, sang jenderal memilih pulang kampung ke Makassar dan mengurusi masalah agama.

Jenderal M Jusuf meninggal 8 September 2004.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kisah Dua Jenderal Kena Tilang, Sampai Akhirnya Kapolda Minta Maaf,

https://wartakota.tribunnews.com/2019/05/03/kisah-dua-jenderal-kena-tilang-sampai-akhirnya-kapolda-minta-maaf?page=all

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved