Berita Sarolangun
VIDEO: Sulitnya Nambang Emas, Masyarakat Batang Asai Beralih Mendulang Batu Kacang
Sudah jarang ditemukan aktivitas masyarakat Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, mendulang biji emas dengan cara tradisional.
Penulis: Hasbi Sabirin | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Sudah jarang ditemukan aktivitas masyarakat Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, mendulang biji emas dengan cara tradisional.
Padahal, nambang emas dengan cara mendulang tradisional tidak mengalami kerusakan terhadap lingkungan.
Pantauan tribunjambi.com di lapangan terlihat para ibu-ibu tengah melakukan penambangan biji emas dengan cara mendulang tradisional di Desa Pekan Gedang, Kecamatan Batang Asai.
Saat di datangi terhadap sejumlah pekerja tersebut, tribunjambi.com dikejutkan, ternyata yang mereka lakukan tidak murni mendulang emas.
Namun, mereka mendulang batu kacang, awalnya pecahan batu menyerupai kerikil berbentuk kubus kecil berwarna cokelat tua tersebut tidak berguna dan tidak memiliki harga jual.
Baca juga: Begini Isi Percakapan Chat Nikita Mirzani dengan Gisel Usai Nonton Video Syur 19 Detik: Stay strong!
Baca juga: Raih Kunci Surga dengan Sholat Tahajud, Begini Bacaaan Niat dan Cara Mengerjakannya
Baca juga: VIDEO: STIKes Baiturrahim Jambi Pecahkan Rekor MURI, Gelar Wisuda di Puncak Gunung Marapi
Saat diketahui, batu kacang tersebut saat ini sudah mualai diburu oleh sebagian masyarakat di pinggir sungai Batang Asai.
Fatimah satu diantara pekerja pendulang batu kacang mengatakan, sebelumnya batu kacang ini tidak memiliki harga jual.
"Ya alhamdulillah, lah ada orang mau membeli batu kacang tersebut, apalagi kondisinya saat ini sudah mulai sulit masyarakat mencari emas," kata Fatimah Selasa (17/11/2020).
Ia juga mengatakan sebelumnya aktivitas nya hanya demendulang emas, beberapa bulan terahir ini, mereka alih mendulang batu kacang.
Batu kacang yang ia dapatkan dari mendulang, setiap hatinya 5-10 kilogram sehari, dengan harga jual Rp3.000 perkilo kepada pengepul.
Ia juga mengatakan di tengah kesulitan masyarakat Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, mencari emas, terpaksa beralih mendulang batu kacang.
"Ya mau dibilang senang tidak juga, mau dibilang terpaksa ini adalah pilihan karena, semakin sulitnya perekonomian untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, tetap kami kerjakan walaupun hasilnya tidak sebesar dari tambang emas," jelasnya.
Selama ini sebagian masyarakat Batang Asai, untuk mendapatkan penghasilan selalu bergantungan terhadap penambangan emas, namun emas tak mudah ditemukan lagi.
Ia juga mengatakan batu kacang yang paling banyak mereka dapatkan setiap harinya kisaran 18-20 kilogram.
"Pernah juga para pendulang lainnya mendapatkan batu kacang 50 kilogram sehari," ungkapnya.
Baca juga: Download Lagu MP3 Bunga (Tarik Sis Semongko) - Anggun Pramudita, Tersedia Chord dan Video Klipnya
Baca juga: Raih Kunci Surga dengan Sholat Tahajud, Begini Bacaaan Niat dan Cara Mengerjakannya
Baca juga: Adu Ide dan Kreativitas, Inilah 5 Siswa Terbaik AHM Best Student 2020
Ia juga mengatakan, batu kacang yang ia jual ke pengepul, belum diketahui secara pasti kegunaannya.
"Kami dengar-dengar, batu kacang ini akan diekspor keluar negeri, kemungkinan digunakan untuk hiasan dinding atau lampu di rumah mewah," tutupnya.
(tribunjambi.com/ Hasbi Sabirin)