VIDEO UMKM Tiga Putri Sudah 11 Tahun Berdiri, Semakin Berkembang, Produksi Keripik Hingga Kue Basah
Produksinya juga sudah tidak bisa dipandang sebelah mata, untuk keripik ubinya saja sudah bisa mencapai 200 pcs per minggu.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – UMKM Tiga Putri didirikan tahun 2009 oleh Nurmasni, kala itu dia memproduksi keripik pisang.
Setelah 11 tahun berdiri produknya makin variatif, tidak hanya keripik pisang, tapi sudah ada keripik ubi, kue kering dan kue basah.
Produksinya juga sudah tidak bisa dipandang sebelah mata, untuk keripik ubinya saja sudah bisa mencapai 200 pcs per minggu.
Keripik ubi ini satu diantara varian best sellernya, menggunakan bahan baku yang berkualitas produk ini laris manis dipasaran. bahkan banyak permintaan khusus untuk produk yang satu ini.
Baca juga: Prioritas Keluarnya Hasil Swab, BPOM Jambi: BPOM Bukan Penentu Prioritas Uji Sampel Swab
Baca juga: Dua Warga Batanghari Terkonfimasi Positif Corona, Ini Identitasnya
Baca juga: Cara Mencari Kerja Saat Pandemi Covid-19, Biasakan Berbicara di Telepon
Keripik ubi sendiri memiliki dua varian, original dan pedas manis. Varian pedas manisnya paling banyak di cari konsumen.
Varian ini bisa dikatakan cukup berani, karena memadukan rasa rasa yang berlawanan yaitu pedas dan manis. Tapi eksperimenya ini justru diterima pasar.
Varian pedas manisnya ini banyak dijadikan konsumenya sebagai teman makan tekwan, bakso, sate bahkan makan nasi. Tapi ada juga yang menjadikannya cemilan.
Produk best seller selanjutnya adalah kue Nastar. Kue ini permintaanya kurang lebih dangan keripik ubi. Dalam satu minggu bisa mencapai di atas 200 toples.
Sama seperti keripik ubi Nurmasni selalu menggunakan bahan baku yang berkualitas. Untuk kue nastar ini, bahan baku selai nanasnya langsung didatangkan dari Tangkit dan diproduksi sendiri.
Sedangkan kue kering lainnya seperti, kue kacang, kue coklat dan kastengel dalam satu minggu minimal produksi 100-an toples per varian.
Justru produksi keripik pisangnya yang tetap stagnan, hal ini karena susahnya bahan baku. Untuk keripik pisangnya Nurmasni menggunakan pisang kepok
Kue basah hanya diproduksi ibu dua anak ini ketika menjelang Idul Fitri saja.
Saat ini wanita berhijab ini dibantu oleh empat orang karyawan untuk memproduksi produknya.
Namun walaupun sudah memiliki empat karyawan Nurmasni mengaku masih kewalahan memenuhi permintaan pasar.
“Khususnya untuk keripik ubi dan kue nastar,” katanya kepada Tribunjambi.com belum lama ini.