Tribun Wiki
WIKI JAMBI Catatan Perjuangan Dua Pahlawan Asal Jambi, Sultan Thaha Syaifuddin dan Raden Mattaher
Sebelum ini, nama Sultan Thaha Syaifuddin menjadi satu-satunya tokoh Jambi yang mendapat gelar pahlawan nasional.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Berbagai taktik dilakukan dalam pertempuran itu.
Dalam pertempuran sengit itu, Sultan Thaha dan pasukannya sempat melumpuhkan pertahanan Belanda di Batang Asai.
Selain itu, bersama pasukannya, dia juga berhasil menenggelamkan kapal perang Hotman milik Belanda bersama Raden Mattaher.
Selama menjabat, Sultan Thaha Saifuddin melakukan banyak hubungan diplomasi dengan beberapa negara, seperti Turki, Inggris, dan Amerika.
Tujuannya, untuk memperoleh bantuan persenjataan dan amunisi, guna menghadapi pertempuran dengan Belanda.
Masa perlawanan terhadap Belanda di bawah kepemimpinan Sultan Thaha berlangsung sekitar 46 tahun.
Sultan Thaha gugur pada 27 April 1904 di Betung Bedarah dalam usia 88 tahun. Dia dimakamkan di Tebo.
Sepeninggal Sultan Thaha Saifuddin, perjuangan melawan Belanda tidak sampai di situ.
Satu di antara pengikut setianya, Muhammad Thahir, yang lebih dikenal dengan Raden Mattaher melanjutkan perjuangannya, memegang panji Kerajaan Melayu dan rakyat Jambi.
Baca juga: Bansos Rp 300 Ribu Cair Bulan November 2020, Cara Cek di cekbansos.siks.kemsos.go.id
Raden Mattaher
Pada 10 November 2020, Pemerintah RI menganugerahi gelar pahlawan pada Raden Mattaher.
Raden Mattaher terlahir dengan nama Raden Mohammad Tahir. Dia dilahirkan di Dusun Sekamis, Kasau Melintang Pauh, Air Hitam, Bathin VI, Jambi, pada 1871.
Ayahnya bernama Pangeran Kusin, sedangkan ibunya bernama Ratumas Esa (Ratumas Tija), seorang perempuan kelahiran Mentawak Air Hitam Pauh.
Dalam silsilahnya, Raden Mattaher bin Raden Kusin gelar Pangeran Jayoninggrat bin Pangeran Adi bin Raden Mochamad gelar Sultan Mochammad Fachruddin tidak jauh dari pahlawan nasional asal Jambi, Sultan Thaha Syaifuddin.
Raden Mattaher merupakan cucu Sultan Thaha Syaifuddin.