Tribun WIKI
Cerita Ketua IDI Jambi, dari Kuliah di Berbagai Jurusan hingga Kiat Atur Waktu bersama Keluarga
Pria yang bernama lengkap Dr dr Deri Mulyadi, Sp OT SH MH Kes M Kes membuka rahasianya.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Bekerja sebagai dokter berarti bekerja untuk kemanusiaan. Deri bilang, selalu ada hal yang mengetuk pintu hati untuk berbuat baik kepada pasien.
Ada kepuasan ketika melihat pasien sembuh dan senyuman hangat dari keluarga yang menyambutnya.
Sebagai seorang dokter yang banyak menangani pembedahan, perlu kekuatan hati untuk tetap teguh menjalankan prinsip seorang dokter. Apa lagi pada masa pandemi Covid-19 ini.
Tangani Pasien Kecelakaan Reaktif Rapid Test
Dr Deri menceritakan pengalamannya beberapa waktu lalu. Pada masa pandemi Covid-19 ini, dia pernah menangani pasien kecelakaan yang diketahui reaktif dari hasil rapid test.
Tidak ada kata menolak. Bagaimana pun, ketika pasien memerlukan pertolongan, seorang dokter harus bertindak.
"Kapasitas kita sebagai dokter bedah, kalau ada pasien kecelakaan yang kena corona, ya tetap kita tolong. Pasien, walau sudah reaktif rapid, sedangkan kondisinya sudah emergency, tetap harus kita tolong," tegasnya.
Mau tidak mau, ada protokol tambahan dalam penanganan pasien tersebut. Dia bilang, tenaga medis juga mengenakan alat pelindung diri (APD).
Pria yang diamanahkan menjadi kedua IDI Jambi dua periode ini mengakui, ada kekhawatiran jika tertular. Dia bilang, ngeri-ngeri sedap. Namun, pertolongan tetap harus diberikan.
"Kita bismillah saja. Harus berilmu dan beriman. Berilmu dalam artian kita pakai pelindung diri. Beriman di sini, semoga apa yang dilakukan menjadi amal ibadah," terangnya.
Bagi Waktu bersama Keluarga
"Kata kuncinya disiplin. Kita harus membagi waktu kita," dia menekankan.
Setiap hari, sejak subuh, dia selalu berupaya mengoptimalkan waktu.
Sebagai seorang dokter, waktunya bersama anak-anak juga tidak begitu banyak.
Beruntungnya, istrinya bukan dokter.