Berita Internasional
Sosok Ini Sebut Perang AS vs China Bisa Terjadi di Negara Asia Tenggara Sebagai Medan Pertempurannya
Pasalnya, hubungan kedua negara itu terus memanas antara Amerika Serikat (AS) dan China.
TRIBUNJAMBI.COM - Perang bisa saja pecah secara mendadak antara China dengan Amerika Serikat.
Pasalnya, hubungan kedua negara itu terus memanas antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Namun jika perang pecah antara AS dan China, di mana kira-kira lokasi pertempurannya?
Dilansir dari express.co.uk pada Minggu (1/11/2020), mantan panglima militer Emmanuel Bautista telah berbicara tentang lokasi strategis jika perang pecah antara dua negara.
Bukan Laut China Selatan?
Baca juga: 4 Negara Musuh China di Asia Ini Mati-matian Dukung Donald Trump di Pilpres AS 2020, Ingin China KO
Baca juga: China Perlahan Kuasai Timor Leste, 4000 Warga Tiongkok Berada di Sana Ciptakan Kerajaan Bisnis
Baca juga: Indonesia Bakal Perang dengan China di Masa Depan Karena Ini, Peneliti Sebut Sekarang Lagi Main Aman
Lokasinya bisa di antara Laut China Selatan dan Samudra Pasifik.
Tapi pensiunan jenderal tersebut telah meningkatkan kewaspadaan atas perambahan China dengan membentengi pulau-pulau karang yang dekat dengan negara Filipina.
Dia mengatakan lokasi Filipina bisa menjadikan negara itu sebagai "medan utama" bagi AS dan China untuk berperang.
Bautista menguraikan rute-rute utama di sekitar Filipina yang bisa menjadi penting secara strategis jika perang pecah antara AS dan China.
Di antaranya Selat Bashi, pulau Babuyan dekat Taiwan, dan selat Mindoro, Cebu, Balabac, San Bernardino, dan Surigao yang semuanya terletak di dalam Kepulauan Filipina.
"Jika Anda ingin mempengaruhi Laut China Selatan, Anda perlu mengontrol chokepoint ini," kata Bautista.
Pensiunan jenderal mengatakan China akan "berusaha untuk mengontrol negara".
"Dengan asumsi segala sesuatunya menjadi tidak terkendali dan mengakibatkan perang penembakan, China kemungkinan besar akan merebut Filipina."
Berbicara dalam forum online minggu lalu yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Nasional untuk Laut Filipina Barat, dia berkata: "Jika Anda ingin mempengaruhi Laut China Selatan, Anda perlu mengontrol titik-titik penghambat ini."
Baca juga: Kasus Pengeroyokan, 50 Anggota TNI Langsung Datangi Polres saat Ketua Komunitas Moge Temui Kapolres
Baca juga: Bawaslu Sarolangun Menilai Relawan Kurang Berpatisipasi Dalam Pilgub Jambi
Baca juga: VIDEO Haji Bolot Ternyata Diam-diam Miliki 30 Rumah & 13 Mobil, Kalahkan Raffi Ahmad
Alasan China menggunakan taktik "zona abu-abu" untuk membangun pijakan di wilayah Filipina yang dapat mereka gunakan untuk mengontrol sepenuhnya Laut China Selatan.
Filipina, kata Bautista, "terpengaruh tidak hanya secara militer tetapi juga dalam aspek lain dalam apa yang kami sebut strategi zona abu-abu".
Bautista menggambarkan taktik "zona abu-abu" ini sebagai "periode antara masa damai dan masa perang.
Di mana Anda tidak hanya menggunakan sarana militer tetapi juga ekonomi, informasi dan instrumen kekuatan nasional lainnya.
Oleh karenanya, Bautista kemudian memperingatkan pemerintah Filipina untuk mewaspadai tindakan nonmiliter Tiongkok karena implikasi keamanannya.
"Banyak hal yang terjadi dalam konteks perang zona abu-abu."
"Tidak hanya masuknya warga negara asing, tetapi juga investasi dalam aset strategis dan industri strategis dan sarana ekonomi lainnya."
Filipina harus waspada entang rencana publik-swasta yang tidak menyenangkan oleh sebuah perusahaan China.
Seperti ingin menyewa pulau Fuga di Filipina yang dekat dengan Taiwan.
Pulau Fuga dekat dengan Taiwan, yang telah disumpah untuk diambil alih oleh China.
Artikel ini telah tayang di Intisari.online.com
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/ilustrasi-dua-kapal-perusak-milik-china-saat-melakukan-latihan.jpg)