Berita Internasional
Indonesia Bakal Perang dengan China di Masa Depan Karena Ini, Peneliti Sebut Sekarang Lagi Main Aman
Saat ini juga tak ada sengketa teritorial antara Indonesia dan China, dan masalah apapun dengan negeri panda tersebut.
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak negara-negara adidaya berseteru hingga membuat rugi negara-negara lain yang tidak terlibat.
Nah, Indonesia jadi negara yang dianggap aman, jadi salah satu negara paling aman di tengah panasnya konflik dunia.
Bahkan Indonesia malah santai bekerja sama dengan China meski negeri panda sedang jadi incaran amuk massa akibat wabah corona yang menyerang dan gegera klaim sepihak Laut China Selatan.
Saat ini juga tak ada sengketa teritorial antara Indonesia dan China, dan masalah apapun dengan negeri panda tersebut.
Namun, menurut sebuah artikel yang diterbitkan Fpri.org, oleh Felix K.Chang, penelitis senior Kebijakan Luar Negeri, dan asisten profesor di Uniformed Services University of the Health Sciences.
Baca juga: Depan Menlu Retno Marsudi, Menlu AS Sebut Amerikan Menolak Klaim Chinas Atas Laut China Selatan
Baca juga: Ketakutan Sama China, Tetangga Kecil Indonesia Ini Tawarkan Negaranya Jadi Pangkalan Amerika Serikat
Baca juga: China Serang Amerika, Kerahkan 600 Grup Khusus dan Robot untuk Ciptakan Kekacuan, Isu SARA Digoreng
Indonesia bakal diprediksi akan mengalami perselisihan dengan China di masa depan, dilihat dari data-data hubungan kedua negara tersebut.
Dala tulisannya, Felix mengatakan memang tidak ada sengketa tanah, tetapi ada sengketa maritim, diperjelas pada Desember 2019.
Ketika sebuah kapal penjaga pantai Tiongkok mengawal beberapa kapal penangkap ikan masuk ke dalam sembilan garis putus-putus yang diproklamirkan Tiongkok.
Tetapi berada di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dekat kepulauan Natuna di Laut China Selatan.

Ini adalah situasi memanas pertama Indonesia dengan China, di mana Jakarta langsung memanggil duta besar China untuk melakukan protes diplomatik.
TNI kemudian dikerahkan dengan sepuluh kapal angkatan laut, dan empat pesawat tempur F-16 ke pulau Natuna, pada awal tahun 2020.
Perairan di utara Kepulauan Natuna juga penting bagi masa depan industri energi Indonesia.
Ladang gas alam terbesar yang belum dimanfaatkan di negara itu, yang disebut East Natuna dan berisi sekitar 46 triliun kaki kubik sumber daya gas yang dapat dipulihkan, terletak di sana.
Secara tradisional, Indonesia berusaha menghindari perselisihan maritimnya dengan China.
Menekankan kurangnya "sengketa teritorial"antara kedua negara, Indonesia sering menawarkan untuk bertindak sebagai mediator netral antara China dan negara tetangganya di Asia Tenggara dalam sengketa abadi mereka atas Kepulauan Spratly.