Dihujat Habis-habisan, Presiden Prancis Emmanuel Macron Mendadak Berkelit Tak Bermaksud Hina Islam

Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron benar-benar membuat gaduh umat Islam di dunia

Editor: Teguh Suprayitno
AFP/Ludovic MARIN/POOL
Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut serta dalam konferensi bersama Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Istana Elysee, Paris, Rabu (8/4/2020). 

Macron hanya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar secara bebas seperti yang dianut selama ini di Perancis.

Macron menyadari bahwa pendiriannya itu mengejutkan, tetapi dia harus sampaikan.

"Mereka menyebut saya bahwa saya "mendukung kartun yang menghina Nabi". Saya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar dengan bebas di negara saya, ini adalah hak dan kebebasan kami. Saya menyadari ini bisa mengejutkan dan saya menghormatinya, tetapi kita harus membicarakannya," ujar Macron.

Macron juga menghujat para ekstrimis.

"Para ekstremis mengajarkan bahwa Prancis tidak boleh dihormati. Mereka mengajarkan bahwa wanita tidak setara dengan pria, dan bahwa gadis kecil tidak boleh memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki. Saya memberi tahu Anda dengan sangat jelas: Tidak di negara kita," katanya.

Berikut cuitan Emmanuel Macron untuk mengklarifikasi pernyataan sebelumnya.

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengklarifikasi pernyataan sebelumnya yang dinilai telah disalahartikan. Dia tak bermaksud menghina Islam tetapi hanya mengatakan ada teroris yang mengatasnamakan agama Islam. Cuitannya dibuat dalam bahasa Perancis, Inggris, dan Arab.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengklarifikasi pernyataan sebelumnya yang dinilai telah disalahartikan. Dia tak bermaksud menghina Islam tetapi hanya mengatakan ada teroris yang mengatasnamakan agama Islam. Cuitannya dibuat dalam bahasa Perancis, Inggris, dan Arab. (twitter emmanuel macron)
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengklarifikasi pernyataan sebelumnya yang dinilai telah disalahartikan. Dia tak bermaksud menghina Islam dan mendukung kartun Charlie Hebdo, tetapi hanya mengatakan ada teroris yang mengatasnamakan agama Islam dan mendukung kemampuan berpikir dan menulis. Cuitannya dibuat dalam bahasa Perancis, Inggris, dan Arab.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengklarifikasi pernyataan sebelumnya yang dinilai telah disalahartikan. Dia tak bermaksud menghina Islam dan mendukung kartun Charlie Hebdo, tetapi hanya mengatakan ada teroris yang mengatasnamakan agama Islam dan mendukung kemampuan berpikir dan menulis. Cuitannya dibuat dalam bahasa Perancis, Inggris, dan Arab. (twitter emmanuel macron)

Pemerintah Belgia Pecat Guru Hina Nabi Muhammad

Sementara itu, Pemerintah Belgia ternyata lebih santun dibandingkan sikap Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam menyikapi kasus kartun Nabi Muhammad SAW.

Di Perancis, Presiden Emmanuel Macron membenarkan tindakan guru yang menunjukkan gambar kartun Nabi dan mengutuk pembunuhnya dan mengaitkan dengan sentimen agama tertentu.

Padahal, tindakan penghinaan terhadap Nabi (apa pun agamanya), dinilai oleh sejumlah tokoh, bisa memicu kemarahan para pengikut Nabi tersebut.

Baca juga: Presiden Prancis Buat Gaduh Dunia, Menlu Retno Marsudi Sebut 2 Miliar Umat Muslim Tersinggung

Tetapi di Belgia, meski sama dengan Perancis sebagai negara Eropa, pemerintahnya bertindak lebih bijaksana.

Berita terkini Warta Kota bersumber dari dailymail.co.uk menyebutkan, guru di salah satu distrik di Belgia ditegur lantaran menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW yang dimuat di majalah Charlie Hebdo.

Guru itu kemudian mendapat sanksi tegas berupa pemberhentian atau dipecat.

Baca juga: 5 KELAINAN Kehidupan Pribadi Presiden Emmanuel Macron, Peristri Nenek-nenek hingga Selingkuhi Guru

Baca juga: PENELITI China Perkirakan Wabah Virus Corona di Dunia Akan Semakin Buruk, Tapi Negara Ini Terbebas

Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut serta dalam konferensi bersama Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Istana Elysee, Paris, Rabu (8/4/2020).
Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut serta dalam konferensi bersama Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Istana Elysee, Paris, Rabu (8/4/2020). (AFP/Ludovic MARIN/POOL)
Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved