Video Viral Pria Bawa Jenazah Pakai Bronjong di Boyolali, Kabarnya Warga Menolak Pemakamannya
Video itu memperlihatkan pemotor membawa jenazah yang ditaruh di atas beronjong di bagian belakang sepeda motor. Peristiwa tersebut diduga terjadi
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah video viral beredar di jagat sosial media.
Video itu memperlihatkan pemotor membawa jenazah yang ditaruh di atas beronjong di bagian belakang sepeda motor.
Peristiwa tersebut diduga terjadi di jalan raya wilayah Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.

Dalam video tersebut terdengar suara perempuan yang mempertanyakan benda yang dibawa pemotor.
Iki gowo opo cobo, kok medeni banget lho, (ini bawa apa coba, menakutkan sekali)," ucapnya.
Baca juga: Prancis Diteror, 1 Wanita Dipenggal, 2 Tewas Mengerikan di Gereja, Karena Karikatur Nabi Muhammad?
Baca juga: Apa Sakit yang Diderita Melaney Ricardo? Punya Gejala Awal Seperti Flu, Keluarga Harus Ngungsi
"Daerah simo gowo opo sih ? (di daerah Simo bawa apa sih)," katanya lagi.
Tak berselang lama perkataan perempuan itu ditimpali suara laki-laki.
"Iki wong opo udu, astaga," ujarnya.
Kapolsek Banyudono, AKP Marjoko membenarkan kejadian pemotor membawa jenazah di atas beronjong yang diletakkan di jok belakang.
Kejadian itu bermula dari Sutejo, warga Dukuh Bantulan RT 03 RW 04 Kelurahan Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolalimerawat ibu kandungnya, Ginem di rumahnya.
Itu dilakukannya bersama istri dan kedua anaknya.
Ginem kemudian meninggal dunia pukul 08.00 WIB.
"Sutejo membawa jenazah menggunakan sepeda motor dengan memakai beronjong," kata Marjoko kepada TribunSolo.com, Kamis (29/10/2020).
Baca juga: 4 Kabupaten Kota Ini Tingkat Kesembuhan Covid-19 Yakni 0 Persen, Bungo di Bawah 25 Persen
Fakta Sebenarnya
Marjoko mengatakan, pihaknya telah mencari tahu bagaimana fakta sebenarnya asal muasal Sutejo membawa jenazah ibunya.
Dari keterangan Perangkat Desa Jembungan, Suwardi, semula Sutejo bersama istri dan 2 anaknya merawat ibu kandungnya, Ginem, yang sakit di rumah.
Ginem diketahui meninggal dunia Kamis (29/10/2020) pukul 08.00 WIB.
Dari keterangan Sutejo, ia awalnya berencana memakamkan ibunya itu di pekarangan rumah.
Lalu, ia merasa jengkel karena dilarang warga memakamkan ibunya di pekarangan rumah.
Menurut Sutejo, warga beralasan ibunya bukan berasal dari desa tersebut.
Sutejo jengkel, kemudian membawa jenazah Ginem menggunakan sepeda motor dengan memakai bronjong.
Tujuannya, untuk dimakamkan pekarangan rumah keluarga yang berada di Desa Kedung Lengkong, Simo, Boyolali tempat kelahiran ibu Ginem.
Padahal, jarak rumah Sutejo dengan desa ibunya itu cukuo jauh, sekitar 10 kilometer.
Ia membawa jenazah itu di jalan raya di siang bolong.
Jenazah Ginem, ibunda Sutejo, akhirnya dimakamkan di pemakaman umum yang terletak di sana.
Baca juga: Alur dan Dokumen untuk Pemberkasan Jika Lulus CPNS 2019, Ada Masa Sanggah Jika Tak Terima Keputusan
Baca juga: Melihat Kans Anak Sekretaris Kabinet Vs Kotak Kosong, Lebih Sulit Dibanding Melawan Sosok Nyata
Bukan Ditolak
Kapolsek Banyudono AKP Marjoko meluruskan pernyataan Sutejo bila tetangga Sutejo di Desa Jembungan menolak rencananya memakamkan ibunya di sana.
Warga bahkan tak mengetahui bila ibu Sutejo meninggal.
Belakangan, warga menyebut bila Sutejo merupakan orang yang sangat tertutup pada warga.
Marjoko juga mengakui Sutejo sangat sulit diajak berkomunikasi.
"Tadi Perangkat Desa Jembungan meluruskan, tidak betul isu di media sosial kalau ada penolakan dari warga. Mereka bahkan tidak tahu kalau ibu Sutejo meninggal, karena Sutejo itu orangnya tertutup dengan tetangga," kata Marjoko. (*)
https://solo.tribunnews.com/2020/10/29/kronologi-pria-boyolali-bawa-jenazah-ibu-di-bronjong-jok-motor-tempuh-jarak-10-kilometer?page=all&_ga=2.185971305.1114509070.1603845266-1720372527.1603494469