Anak Jokowi Lawan Tukang Jahit dan Ketua RW, Melihat Peluang Gibran Rakabuming di Pilkada Solo 2020

Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, maju sebagai calon wali kota di Pilkada Solo 2020, bagaimana peluangnya?

Editor: Teguh Suprayitno
kolase tribunnews
Calon Wali Kota Solo dari perseorangan, Bagyo Wahono dan Calon Wali Kota Solo dari PDIP, Gibran Rakabuming Raka 

Harta Kekayaan

Bicara soal pilkada tak bisa dilepaskan dari biaya kampanye sehingga harta kekayaan setiap calon turut menjadi sorotan.

Mengutip laman resmi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Gibran memiliki harta kekayaan mencapai Rp 21.152.810.130.

Sementara Teguh Prakosa tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp 1.231.150.999.

Jika digabungkan, maka total harta kekayaan Gibran-Teguh senilai lebih dari 22 miliar itu jauh lebih besar dari rivalnya.

Berdasarkan LHKPN, harta kekayaan Bagyo yakni Rp 1.987.550.354.

Sementara pasangannya FX Supardjo mempunyai total harta kekayaan Rp 1.090.475.781. Jika digabungkan, maka harta kekayaan pasangan ini hanya Rp 2,9 miliar.

Jurkam Mentereng vs Komunitas

Masa kampanye Pilkada Serentak 2020 dimulai sejak 26 September lalu dan berlangsung selama 71 hari.

Dalam kampanyenya, pasangan Gibran-Teguh didukung para juru kampanye yang mentereng.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri memberikan penjelasan saat pengumuman kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan dalam Pilkada serentak 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Mega akan jadi jurkam Gibran-Tegu.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri memberikan penjelasan saat pengumuman kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan dalam Pilkada serentak 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Mega akan jadi jurkam Gibran-Tegu. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Ketua Umum PDI-P yang juga Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri bahkan sampai turun langsung menjadi juru kampanye.

Begitu juga putri Megawati yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR, Puan Maharani.

Bahkan rival ayah Gibran di Pilpres 2019 lalu, Sandiaga Salahuddin Uno juga turut mendukung dan menjadi juru kampanye bagi Gibran-Teguh.

Gibran-Teguh lebih memanfaatkan kampanye virtual sehingga efektif karena tidak menimbulkan kerumunan massa.

Sementara, Bagyo-Supardjo tidak gentar dengan strategi paslon lawan.

Bajo yang mengusung konsep 'koalisi rakyat' tidak menghadirkan jurkam tokoh nasional.

Tetapi menggunakan "Tikus Pithi" sebagai jurkam.

Adapun strategi kampanye yang dilakukan adalah dengan cara door to door atau mendatangi warga dari rumah ke rumah.

"Kita lebih mengedepankan door to door. Kalau mengarah ke jurkam, tetap kita menggunakan Tikus Pithi. Kita satu konsep, satu komando kita lebih mendekatkan dengan masyarakat," kata Ketua II Tim Pemenangan Bajo, Sutrisno kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Senin (5/10/2020).

Sutrisno menilai warga Solo sudah cerdas dalam menentukan calon pemimpin yang akan mereka pilih pada penyelenggaraan Pilkada 2020.

"Karena sudah 75 tahun, politik ya ngapunten (mohon maaf) hanya janji-janji. Katanya untuk rakyat, ternyata sama saja," terang dia.

Bajo membuat program kerja selama satu hari dengan konsep pangan, sandang dan papan.

Program kerja ini diharapkan nantinya tidak ada lagi warga Solo yang hidupnya susah.

"Program satu hari dengan planning pangan, sandang, papan sudah terkonsep. Kita tinggal mencari data sensus warga Solo. Door to door ini sebagai cara untuk mengetahui apakah ada warga yang masih menganggur," sambung dia. (TribunNewsmaker.com/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Melihat Kans Gibran di Pilkada Solo, Akankah Mudah Putra Presiden Lawan Orang Biasa?

dan di Tribunnews.com Melihat Peluang Gibran Rakabuming di Pilkada Solo, Didukung Juru Kampanye Mentereng, Ada Megawati

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved