Oknum Perwira Polisi Jadi Pengedar Narkoba, Pakar Psikologi Forensik Bilang 'Miris'

Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau menangkap Kompol IZ yang nyambi jadi kurir sabu dan pelaku lainnya HW (51).

Editor: Rohmayana
ist
Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi melakukan konferensi pengungkapan kasus peredaran narkotika yang melibatkan oknum anggota polisi di Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (24/10/2020). (Dok. Polda Riau via Kompas.com) 

TRIBUNJAMBI.COM, SEMANGGI - Setelah diselidiki, Kompol IZ dan HW diketahui terlibat jaringan narkoba internasional.

Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau menangkap Kompol IZ yang nyambi jadi kurir sabu dan pelaku lainnya HW (51).

Menilai hal itu Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan perlu dipastikan apakah Kompol IZ seorang pengguna atau pengedar bahkan bandar?

"Kerakusan, keinginan memperkaya diri sendiri lewat cara jahat," kata Reza kepada Warta Kota, Senin (26/10/2020).

"Tapi kalau penyalahgunaan, walau tetap tidak bisa dibenarkan dan pelakunya harus dihukum, ada sisi psikologis yang sudah banyak diungkap lewat studi.

"Yakni, bekerja sebagai polisi sama artinya dengan menggeluti bidang yang amat berat," tambah Reza.

Baca juga: BREAKING NEWS Kebakaran Gudang Minyak di Kenali Asam Bawah, Bangunan dan Kendaraan Hangus Terbakar

Baca juga: Tak Lagi Bermain Sinetron Tukang Ojek Pengkolan, Tika Bravani Fokus Mengurus Anak dan Keluarga

Baca juga: Hari Pertama Operasi Zebra Siginjai 2020, Polres Muaro Jambi Tilang 10 Pengendara

Apalagi di bagian reskrim, karena kata Reza, bebannya cukup banyak yakni tuntutan organisasi, beban kasus, tekanan masyarakat, intervensi politik, kejahatan yang semakin kompleks, sampai masalah pribadi.

"Tapi stamina terbatas. Kesehatan jiwa juga rentan terganggu.

"Padahal, tugas-tugas harus dituntaskan dalam waktu yang juga terbatas," ujar Reza.

"Nah, apa barang yang bisa mendongkrak stamina dalam tempo cepat dan memperbaiki suasana hati? Narkoba," katanya.

Jadi menurut Reza, ironis memang, karena polisi bisa saja melarikan diri ke narkoba justru agar bisa menyelesaikan tugas dan menyesuaikan diri dengan segala kompleksitas tadi.

"Pada sisi itu muncul keinsafan tentang pentingnya penataan tugas dan perhatian terhadap kesehatan personel.

"Ini, jelas, tidak bisa dipenuhi oleh personel sendiri. Harus ada peran organisasi secara keseluruhan," katanya.

Lantas, mana yang lebih banyak, polisi pakai narkoba atau polisi jual narkoba?

"Tergantung wilayah dan waktu. Tapi ada satu studi yang menemukan kasus polisi jual narkoba ternyata lebih banyak.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved