Egianus Kogoya KKB Papua Pamer Ribuan Amunisi, Disuplai Oknum Brimob dan TNI Satu Senjata Rp 50 Juta
Egianus Kogoya pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua pamer ribuan amunisi.
Egianus Kogoya KKB Papua Pamer Ribuan Amunisi, Disuplai Oknum Brimob dan TNI Satu Senjata Rp 50 Juta
TRIBUNJAMBI.COM - Egianus Kogoya pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua pamer ribuan amunisi.
Empat oknum aparat ditangkap karena diduga menjual senjata serbu dan amunisi pada separatis KKB Papua.
Kabar oknum Brimob yang menjual dua senapan serbu di Nabire Papua mengungkit keterlibatan oknum aparat sebagai pemasok senjata dan amunisi pada kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang meresahkan.
Dugaan keterlibatan oknum aparat sebagai pemasok senjata dan amunisi sebenarnya bukan hal baru.
21 Juli 2019, Marinus Yaung intelektual muda Papua mengunggah kabar mengejutkan di akun facebooknya.
Marinus Yaung mengunggah foto-foto pentolan KKB Egianus Kogoya di akun facebook bersama ribuan amunisi yang mereka punya.
Marinus Yaung mengaku mendapat kiriman foto dari anggota kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Egianus Kogoya di Ndugama, sehingga membuatnya cukup terkejut.
Baca juga: Mirip Film Action, Polisi Kejar-kejaran Sampai Tembak-tembakan Tangkap Gembong Narkoba di Pekanbaru
Dalam unggahannya, Marinus Yaung menduga ada keterlibatan orang kuat Jakarta sebagai aktor dalam konflik Nduga.
Berikut postingan lengkap Marinus Yaung:
Mendapat kiriman foto ini dari anggota kelompok TPNPB Egianus Kogoya di Ndugama, membuat saya cukup terkejut. Kabar terakhir yg saya dengar senjata dan amunisi mereka berkurang.
Tapi melihat foto ini, dengan banyaknya peluru di depan saudara Egianus Kogoya, saya semakin yakin bahwa konflik berdarah di Nduga ini ada " orang kuat " di Jakarta yang menjadikanya sbg proyek keamanan untuk terus merawat dan melanggengkan konflik dan kekerasan di Papua.
Ratusan prajurit TNI dan Polri yang bertugas di wilayah operasi pegunungan tengah Papua, ada diantara mereka oknum-oknum yang berperan sbg " sumber atau pabrik " peluru dan amunisi kelompok separatis Papua.
Cukup mengherankan bagi saya, Pangdam Cenderawasi silih berganti, Kapolda Papua juga demikian, tapi tidak ada yang mampu mengontrol dan mengawasih dgn ketat anak buahnya di lapangan.
Transaksi senjata dan peluru bisa terjadi di kota jayapura, di sentani, di kota Wamena, di jalan trans Papua, antara oknum aparat keamanan dgn kelompok separatis, tanpa perna bisa dihentikan dgn tuntas. Operasi di Nduga jgn hanya untuk memutuskn supply makanan di kelompok separatis, memutuskan supply peluru juga perlu dilakukan.
