Warga Jakarta Diminta Tak Keluar Kota Saat Libur Panjang, Penularan Covid-19 Rata-rata 1.000 Sehari
Libur panjang akan dimulai mulai 28 Oktober sampai 1 November 2020. Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengimbau warga Jakarta tidak liburan.
Namun, keberadaannya membahayakan bagi orang lain yang memiliki komorbid, anak-anak dan lansia.
“Kita harus belajar dari peristiwa dua kali libur panjang di Jakarta ini terjadi peningkatan signifikan."
Baca juga: Tiga Bank Ini Tawarkan Bunga Deposito Tertinggi !
"Dan tentu sebagaimana sering kami sampaikan, kalau ada pelonggaran di mana pun itu, artinya potensi orang yang keluar rumah meningkat."
"Potensi orang yang berinteraksi juga meningkat.”
“Kemudian potensi kerumunan juga bisa meningkat, pada akhirnya juga potensi penularan penyebaran bisa meningkat."
"Untuk itu, tempat yang terbaik sebagaimana sering disampaikan Pak Gubernur adalah tetap berada di rumah, kecuali bagi mereka yang mempunya kegiatan penting sekali,” beber Ariza.
Presiden Minta Menteri Antisipasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran kabinetnya mengantisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober mendatang.
Presiden tidak ingin muncul klaster libur panjang Covid-19 seperti yang terjadi pada akhir Agustus dan awal September lalu.
"Mengingat kita memiliki pengalaman kemarin, libur panjang yang pada satu setengah bulan yang lalu mungkin."
Baca juga: Ini Motif Pembunuhan Lia Solo Kerabat Presiden Jokowi, dan Pekerjaan Kedua Pembunuh Ternyata Ini
"Setelah itu terjadi kenaikan yang agak tinggi," kata Presiden dalam rapat terbatas antisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober 2020, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/10/2020).
Penyiapan antisipasi libur panjang menjadi penting agar jumlah kasus Covid-19 tidak melonjak.
Saat ini, menurut Presiden, per 18 Oktober 2020 rata-rata kasus aktif di Indonesia mencapai 17,69 persen.
Baca juga: Cara Investasi Emas Digital di Tokopedia, Bisa Punya Emas dengan Rp 5.000
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata kasus aktif dunia sebesar 22,4 persen.