Beredar Kabar Hamzah Haz Meninggal, Ternyata Hoaks Sekarang Masih Dirawat di RSPAD Gatot Subroto
Beredar kabar Wapres ke-9 Hamzah Haz meninggal dunia. Namun berita itu bohong alias hoaks. Memang Hamzah Haz sedang sakit dan dirawat.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA -- Beredar kabar Wapres ke-9 Hamzah Haz meninggal dunia.
Namun berita itu bohong alias hoaks. Memang Hamzah Haz sedang sakit dan dirawat di RSPAD Gatot Subroto.
Wakil Presiden dari Kalimantan Barat ini menderita sakit akibat gangguan fungsi organ.
"Mohon doanya supaya cepat sembuh. Beliau gangguan fungsi organ karena faktor usia," kata Arsul saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Menurut Arsul, Wapres RI pendamping Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri itu tidak memiliki kesulitan makan.
Namun selang infus tampak dipasang di tangan mantan Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada kabinet Presiden Ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie.

Baca juga: Dipindahkan ke BPSDM, 6 Pegawai Lapas Jambi Diperbolehkan Pulang Jika Swab Selanjutnya Negatif
Baca juga: Mengenal Sosok Hamzah Haz, Wakil Presiden RI ke-9 yang Dikabarkan Sedang Sakit
Baca juga: BEM SI Demo Lagi, Seruan Aksi Nasional Geruduk Istana Negara Tolak UU Ciptaker, Selasa 20 Oktober
Ia menjabat sebagai Wakil Presiden pada periode 2001-2004.
Sebelum menjabat Wakil Presiden, Hamzah Haz merupakan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan dalam Kabinet Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Hamzah Haz dikenal sebagai Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) keempat yang memimpin dari 1998 hingga 2007.
Ia digantikan oleh Suryadharma Ali pada Februari 2007.
Selama dipimpin Hamzah Haz, PPP mencapai masa keemasan dengan keberhasilan meraih kursi di DPR terbanyak ketiga hasil Pemilu 1999 dan 2004 (setelah Golkar dan PDI Perjuangan).
Baca juga: Pilihan HP Gaming Versi GSM Arena - Realme, Asus ROG, Black Shark, iPhone, Motorola, ZTE, OnePlus
Profil Hamzah Haz
Melansir TribunnewsWiki.com, profil Hamzah Haz awalnya dikenal mengenyam pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas di tanah kelahirannya, di Kalimantan Barat.
Setelah tamat dari SMEA, Hamzah Haz sempat bekerja sebagai wartawan surat kabar di Pontianak, Bebas.
Namun profesinya sebagai wartawan hanya berlangsung selama satu tahun, ia kemudian pindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikannya.
Di Yogyakarta, Hamzah Haz mengenyam bangku kuliah di Akademi Koperasi Negara.
Berbekal pengalaman berorganisasi sejak SMP, saat menjadi mahasiswa Hamzah Haz mendirikan organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di kampusnya, sekaligus diangkat sebagai ketua.
Baca juga: Dibalik Kehidupannya Yang Tajir Melintir, Momo Geisha Ternyata Pendam Penyesalan dan Trauma Mendalam
Lulus dari Akademi Koperasi Negara, Hamzah Haz pulang ke Pontianak pada 1965 membawa gelar sarjana muda.
Di Pontianak, Hamzah Haz kembali melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Riwayat Karier
- Guru SM Ketapang (1960 – 1962)
- Wartawan surat kabar Bebas, Pontianak (1960 – 1961)
- Pimpinan Umum Harian Berita Pawau, Kalimantan Barat
- Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia (1965 – 1970)
- Dosen Universitas Tanjungpura Pontianak (1968 – 1971)
- Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat (1971)
- Anggota DPRD Kalimantan Barat (1968 – 1971)
- Anggota DPR RI (1971 – 2001)
- Menteri Negara Investasi / Kepala BKPM (1998 – 1999)
- Menko Kesra dan Taskin (1999)
- Wakil Presiden RI (2001 – 2004).
Baca juga: Cara Mengatasi Lupa Password Instagram
Lulus dari SMEA, Hamzah Haz sempat menjadi wartawan di surat kabar Bebas di Pontianak.
Di tengah kesibukannya sebagai wartawan, ia juga mengajar di sebuah sekolah.
Namun ia harus menyudahi pekerjaannya baik sebagai guru maupun wartawan ketika ia harus pindah ke Yogyakarta bersama sang ayah yang merupakan anggota Koperasi Kopra.
Hamzah Haz akhirnya kuliah di Akademi Koperasi Negara di Yogyakarta sampai lulus pada tahun 1965.
Lulus dari Akademi Koperasi Negara, Hamzah Haz pulang ke Pontianak untuk melanjutkan studinya di Universitas Tanjungpura pada 1965.
Di sela kesibukannya sebagai mahasiswa, sejak 1965 sampai 1970, Hamzah Haz juga ditunjuk menjadi Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia.
TONTON JUGA
Karier politiknya dimulai ketika ia masih aktif mengajar di almamaternya.
Di samping mengajar, Hamzah Haz merupakan Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak dan mewakili angkatan 66 di dalam DPRD Kalimantan Barat sampai tahun 1971.
Baca juga: Cara Membersihkan File di Windows 10 Laptop atau PC
Di samping semua itu, ia juga pernah menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat pada 1971 (1).
Terpilih menjadi Anggota DPR RI, Hamzah Haz kemudian pindah ke Gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta sejak 1971 mewakili Nahdlatul Ulama.
Hamzah Haz terpilih sebagai Anggota DPR RI secara terus menerus selama beberapa periode setelah NU dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melebur menjadi PPP.
Hamzah Haz juga beberapa kali menjadi pengurus PPP, puncaknya ia terpilih sebagai Ketua Umum DPP PPP pada akhir 1998.
Di tahun yang sama, Hamzah Haz juga menjabat sebagai Menteri Investasi / Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di bawah kepemimpinan Presiden B. J. Habibie yang menggantikan Suharto.
Namun pada 10 Mei 1999, Hamzah Haz kemudian mengundurkan diri dari jabatannya. Alasannya, ia ingin fokus memimpin PPP dalam pemilu 1999.
Ketika Abdurrahman Wahid diangkat menjadi presiden menggantikan B. J. Habibie, Hamzah Haz kembali menduduki kursi menteri.
Baca juga: Selebgram Rita Gaviola Ternyata Dulunya Pernah Jadi Pengemis di Jalanan, Berubah Lewat Orang Ini
Ia diangkat sebagai Menko Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan pada 29 Oktober 1999.
Namun ia hanya menjabat selama 2 bulan. Dia beralasan ingin konsentrasi pada partainya, PPP.
Keluar dari kabinet Gus Dur, Hamza Haz menjadi kritikus yang vokal terhadap pemerintah. Namun di samping itu, ia juga terkenal sebagai politikus yang lihai berkompromi.
Menjadi pemegang kekuasaan tertinggi di partai terbesar ketiga di parlemen saat itu membuat Hamzah Haz ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri pada 26 Juli 2001.
Sebelumnya, untuk meraih kursi wakil presiden ia harus bersaing dengan kandidat lain yang juga cukup kuat seperti Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, serta Siswono Yudo Husodo.
Sebelum diangkat menjadi wakil presiden, pada 1999 ia pernah mengatakan bahwa tidak ada wanita yang cocok untuk memimpin negara muslim terkemuka di dunia.
Namun dua tahun berselang, ia menjadi wakil presiden mendampingi wanita yang ia kritik dua tahun sebelumnya.
Hamzah Haz juga yang menggagalkan diangkatnya Megawati sebagai presiden, padahal partainya keluar sebagai pemenang pemilu saat itu. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Beredar Kabar Hoaks Hamzah Haz Meninggal, Sekarang Masih Dirawat di RSPAD Gatot Subroto,
Editor: Dian Anditya Mutiara